Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Masih Pendarahan Usai Persalinan, Salma Radi Mengungsi demi Selamatkan Bayi ke Gaza Tengah

Salma dan suami kini tinggal di sebuah apartemen kecil bersama 43 warga Gaza lainnya yang sewaktu-waktu juga bisa jadi sasaran serangan udara Israel.

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Masih Pendarahan Usai Persalinan, Salma Radi Mengungsi demi Selamatkan Bayi ke Gaza Tengah
MOHAMMED ABED / AFP
Warga Gaza membawa beberapa barang yang dimiliki menuju Gaza tengah melalui Jalan Salah al-Din dalam perjalanan menuju Gaza bagian selatan yang menjadi daerah kantong Palestina pada tanggal 5 November 2023. Selebaran yang dijatuhkan dari pesawat oleh tentara Israel pada 5 November menyuruh warga Kota Gaza untuk mengungsi ke selatan antara pukul 10 pagi (0800 GMT) dan 14:00 (1200 GMT), sehari setelah seorang pejabat AS mengatakan setidaknya 350.000 warga sipil masih berada di dalam dan sekitar kota yang sekarang menjadi zona perang kota di Gaza. 

TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Salma Radi (bulan nama sebenarnya) berada antara hidup dan mati saat melahirkan bayi pertamanya di tengah berkecamuknya perang pejuang Hamas melawan tentara pendudukan Israel di Gaza, enam hari lalu.

Meski enam hari berselang, Salma mengaku masih mengalami pendarahan. Karena lingkungan tempat tinggalnya bersama suami di Gaza Utara makin tidak aman oleh gempuran serangan udara Israel yang tiada henti, Salma bersama suami memutuskan mengungsi bersama Omar, bayinya, ke Gaza Tengah.

 Dia dan suaminya kini tinggal di sebuah apartemen kecil bersama 43 orang warga Gaza lainnya yang sewaktu-waktu juga bisa menjadi sasaran serangan udara Israel.

“Saya masih mengalami pendarahan hebat setelah melahirkan hingga kami harus mengungsi dari rumah, meninggalkan semuanya. Saya membawa anak saya dan satu tas dan berlari bersama suami saya dalam kegelapan selama sekitar satu jam sampai kami menemukan taksi,” ungkap Salma Radi (28), kepada Middle East Eye.

Sebelum fajar, pada pukul 4 pagi hari itu Salma dan suami menerima rekaman pesan telepon dari militer Israel, yang memerintahkan mereka mengungsi karena tentara Israel akan melancarkan lagi pemboman dari udara atas Kota Gaza.

“Kami mulai berlarian di sekitar rumah tanpa mengetahui apa yang harus dilakukan. Kami mengambil surat-surat dan uang resmi kami dan meninggalkan segala sesuatunya – tumpukan makanan kaleng yang kami beli pada awal perang, pakaian kami, kamar tidur yang indah dan barang-barang lainnya. kami telah membeli untuk Omar selama setahun terakhir," kata Salma Radi.

Radi belum membawakan susu untuk anaknya sejak masih menyusui. Namun beberapa hari setelah mereka mengungsi, bayinya berhenti menyusui.

Berita Rekomendasi

"Dia mulai menangis histeris setiap kali saya mencoba menyusuinya. Dia memuntahkan susu dan menolak meminumnya. Dia dibiarkan tanpa makanan sepanjang hari. Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan atau mengapa dia menolak menyusui," ujarnya.

Baca juga: Dokter Israel Desak Tentaranya Segera Ngebom RS Al Shifa di Gaza, Tuding Jadi Sarang Hamas

Setelah berkali-kali mencoba menelepon melalui jaringan komunikasi yang rusak parah, Radi akhirnya berhasil menghubungi dokternya. Dia diberitahu bahwa kecemasan dan ketakutan mengubah rasa dan tekstur ASI, dan itulah sebabnya bayinya menolaknya.

“Saya juga tidak makan dengan baik, sehingga tidak bisa memproduksi ASI dalam jumlah yang cukup. Sejujurnya, beberapa tahun terakhir ini, saya sangat mendambakan seorang anak. Saya menangis dan berdoa siang dan malam agar Tuhan memberikan saya seorang bayi. Namun sekarang saya menyesal semuanya,” katanya.

Baca juga: Demontrasi Warga Turki Pro Palestina Serbu Pangkalan Militer Incirlik Jelang Kedatangan Menlu AS

“Saya menyesal memiliki seorang bayi, dan saya merasa bersalah karena telah melahirkannya ke dunia di mana dia sudah menderita dan akan terus menderita selama sisa hidupnya selama dia menjadi orang Palestina.

“Saya tidak mengatakan hal ini kepada suami saya, tetapi saya benar-benar menyesali hari-hari ketika saya berdoa untuk memiliki anak," ungkapnya.

Akses Jalan Diputus Israel

Ketika Israel melancarkan perangnya di Jalur Gaza sebagai aksi balasan atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2-23, Mahmoud, suami Radi bergegas ke supermarket untuk membeli makanan, roti, air minum dan obat-obatan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas