Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Hanya Usul Gaza di Bom Nuklir, Menteri Israel Minta Warga Palestina Pindah ke Gurun Pasir

Eliyahu juga menyuarakan keberatannya atas izin masuk bantuan kemanusiaan apa pun ke Gaza.

Editor: Seno Tri Sulistiyono
zoom-in Tak Hanya Usul Gaza di Bom Nuklir, Menteri Israel Minta Warga Palestina Pindah ke Gurun Pasir
FADEL SENNA / AFP
Gambar yang diambil pada tanggal 3 November 2023 dari posisi di sepanjang perbatasan dengan Jalur Gaza di Israel selatan ini menunjukkan kepulan asap yang mengepul selama pemboman Israel di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. 

TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV - Seorang menteri dari partai ekstremis Otzma Yehudit mengatakan salah satu pilihan Israel saat perang sekarang ini adalah menjatuhkan bom nuklir di Jalur Gaza.

Ketika ditanya dalam sebuah wawancara dengan Radio Kol Berama apakah bom atom nuklir harus dijatuhkan di daerah kantong tersebut, Menteri Warisan Budaya, Amichai Eliyahu mengatakan dijatuhkannya bom nuklir di jalur Gaza merupakan
kemungkinan terbesarnya demi perdamaian kedua belah pihak.

Eliyahu adalah seorang menteri dari partai sayap kanan Itamar Ben Gvir.

Baca juga: Arab Saudi Murka Menteri Israel Ancam Ledakkan Bom Nuklir di Gaza

Ia bukan bagian dari kabinet keamanan yang terlibat dalam pengambilan keputusan di masa perang, juga tidak memegang kendali atas kabinet perang yang mengarahkan perang melawan kelompok teror Hamas.

Eliyahu juga menyuarakan keberatannya atas izin masuk bantuan kemanusiaan apa pun ke Gaza.

Menurutnya semua yang berada di jalur Gaza adalah bagian dari Nazi.

“Kami tidak akan menyerahkan bantuan kemanusiaan kepada Nazi," ujar Eliyahu dikutip dari Times of Israel, Minggu (5/11).

Berita Rekomendasi

Dia juga mendukung perebutan kembali wilayah Jalur Gaza dan memulihkan pemukiman di sana.

Ditanya tentang nasib penduduk Palestina, Eliyahu menyebut seharusnya mereka bisa pergi ke Irlandia atau ke gurun pasir.

"Monster di Gaza harus menemukan solusinya sendiri,” kata Eliyahu.

Dia mengatakan bahwa siapa pun yang mengibarkan bendera Palestina atau Hamas tidak boleh terus hidup di muka bumi ini.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu justru tidak setuju atas saran dari Eliyahu tersebut.


Menurutnya Israel dan IDF dalam bertindak selama masa perang tetap berpegang teguh kepada hukum internasional guna menghindari korban-korban sipil non-kombatan atau mereka yang tidak tergabung dalam Hamas.

Akibat pernyatannya tersebut Eliyahu juga diskors dari pertemuan pemerintah Israel sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Bahkan, Pemimpin Oposisi, Yair Lapid, menyerukan pemecatan terhadap menteri Eliyahu.

“Kehadiran kaum radikal di pemerintahan membahayakan kita dan tujuan perang – mengalahkan Hamas dan mengembalikan semua sandera. Netanyahu harus memecatnya pagi ini," ujar dia.

Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, pemimpin partai Otzma Yehudit milik Eliyahu, mengatakan dia sudah berbicara kepada menteri Eliyahu yang kemudian mengklarifikasi bahwa dia berbicara secara metaforis.

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant juga menanggapi dengan menyebut pernyataan Eliyahu tidak berdasar dan menambah penderitaan di Palestina.

"Mereka ini bukan orang-orang yang bertanggung jawab atas keamanan Israel," kata Gallant.

Serupa, Pendahulu Gallant, Menteri Benny Gantz, mengatakan pernyataan Eliyahu merugikan Israel dan menambah penderitaan keluarga para sandera.

MK Mansour Abbas, pemimpin partai Daftar Arab Bersatu, juga bereaksi terhadap Eliyahu, dengan mengatakan bahwa setelah perang berkecamuk pasti bakal ada perdamaian nantinya.

"Di lubuk hati saya yang terdalam, saya yakin akan ada perdamaian antara kedua negara," ujarnya.

Ahed Abo Al Atta Direktur YPSP Palestina juga mengaku sudah mendengar kabar mengenai rencana Israel akan menjatuhkan bom nuklir di Israel.

Ahed Abo menyebut seluruh rakyat Palestina sudah mendengar pernyataan dari Eliyahu.

"Yang beredar di Gaza bahwa ada menteri Israel menyebut agar ada perdamaian harus dijatuhkan dulu bom nuklir di Gaza," kata dia. (Times of Israel/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas