Profil KRI dr Radjiman Wedyodiningrat 992, Kapal Rumah Sakit Milik TNI, akan Dikirim ke Gaza
Simak profil KRI dr Radjiman Wedyodiningrat 992, kapal rumah sakit milik TNI yang akan dikirim ke Gaza untuk membantu korban perang Israel.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Tetapi, saat ini perbatasan telah dibuka untuk mengevakuasi korban luka dan menjadi jalan keluar bagi warga asing yang masih berada di Gaza.
Meski demikian, pembukaan masih terbatas lantaran Mesir khawatir adanya gelombang pengungsi Palestina ke wilayahnya di Semenanjung Sinai.
Rumah Sakit di Gaza Terus Diserang
Pesawat tempur Israel terus menyerang rumah sakit di Gaza.
Baca juga: PM Yordania: Pengusiran Warga Palestina dari Gaza Kami Anggap Sebagai Deklarasi Perang
Setelah pemadaman komunikasi dan jaringan lainnya pada Minggu (5/11/2023), Kompleks Medis Nasser, yang memiliki empat rumah sakit, mengalami serangan tidak langsung dan langsung dari rudal Israel.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, setidaknya delapan warga tewas dalam serangan itu dan puluhan lainnya luka-luka.
Kompleks medis tersebut berisi Rumah Sakit Anak Al-Nasser, Rumah Sakit Khusus Rantisi, Rumah Sakit Mata, dan Rumah Sakit Jiwa.
"Tentara (Israel) menelepon beberapa staf kami malam itu dan mengatakan mereka akan membuat sabuk api di sekitar rumah sakit," ungkap seorang dokter di Rumah Sakit Rantisi, Suleiman Qaoud, masih dikutip dari AlJazeera.
Sekitar pukul 18.30 waktu setempat, pesawat tempur Israel menyerang area Rumah Sakit Jiwa dan Rumah Sakit Rantisi, melukai 35 orang, termasuk beberapa staf medis.
Dua jam kemudian, Rumah Sakit Rantisi serta sisi tenggara dan timur laut, terkena serangan.
Bangsal kanker anak-anak terletak di sisi timur laut rumah sakit, kata Qaoud.
"Lebih dari 30 anak menerima pengobatan kemoterapi di sana," ujar dia.
Serangan kembali berlanjut untuk ketiga kalinya, menghantam halaman tempat ambulans dan kendaraan lain diparkir.
Halaman rumah sakit diketahui juga menjadi tempat keluarga pengungsi berlindung.
“Kami memiliki antara 80 dan 100 pasien, dan 700 keluarga pengungsi – yang berarti sekitar 5.000 orang,” kata Qaoud.