Palestina Desak IAEA Ambil Tindakan soal Ancaman Bom Nuklir di Gaza, Serukan Dunia Kecam Israel
Palestina mendesak IAEA untuk mengambil tindakan guna menetralisir ancaman penggunaan nuklir di Gaza.
Penulis: Nuryanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Langkah yang sangat tidak biasa itu dilakukan Benjamin Netanyahu pada Minggu (5/11/2023), seperti diberitakan The New York Times.
Tindakan cepat Netanyahu ini terjadi di tengah kecaman luas atas komentar yang dibuat oleh Amichai Eliyahu, Minggu.
Diketahui, Amichai Eliyahu menyampaikan pernyataan dalam sebuah wawancara radio.
Diberitakan Insider, Eliyahu juga mengatakan ia yakin tidak ada orang yang tidak ikut berperang di Gaza.
Ketika ditanya dalam wawancara apakah senjata nuklir dapat digunakan di Gaza, Eliyahu menjawab: "Itu salah satu caranya."
Baca juga: Hizbullah peringatkan perang meluas di Timur Tengah jika Israel terus menyerang Gaza
Eliyahu juga menganjurkan agar Israel mengambil kendali atas wilayah Jalur Gaza dan mengusir warga Palestina.
Menurutnya, warga bisa pergi ke Irlandia atau gurun pasir, menurut The Times of Israel.
Namun, pernyataan Amichai Eliyahu yang menghasut tersebut segera dikecam oleh anggota kabinet lainnya.
Hal itu membuat Amichai Eliyahu menarik kembali pernyataannya.
"Siapa pun yang berakal sehat akan memahami bahwa komentar tersebut bersifat metaforis," katanya, Minggu.
Baca juga: Otak Penyerangan 7 Oktober Gugur di Gaza, Setelah Wael Asefa Siapa Lagi Yang Jadi Target Zionis?
Dikutip dari Al Jazeera, kini setidaknya 10.569 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Di Israel, jumlah korban tewas pada periode yang sama mencapai lebih dari 1.400 orang.
Sementara itu, ribuan warga Palestina berjalan jauh untuk menghindari pertempuran dan pemboman Israel di Gaza utara.
Brigade Al-Qassam mengatakan mereka menghadapi pasukan Israel ketika mencoba untuk maju lebih jauh ke Kota Gaza.
Di sisi lain, Netanyahu sekali lagi menolak prospek gencatan senjata tanpa pembebasan tawanan ketika pemboman Israel terus berlanjut di Jalur Gaza.
(Tribunnews.com/Nuryanti)