Pembebasan 12 Sandera oleh Hamas Akan Dibarter dengan Jeda Kemanusiaan 3 Hari
Qatar sedang memediasi perundingan antara Hamas dan Israel untuk membebaskan 12 sandera Hamas yang akan dibarter dengan jeda kemanusiaan 3 hari.
Penulis: Choirul Arifin
Dalam pidatonya di televisi Al-Aqsha hari Rabu kemarin, Abu Obaida, juru bicara sayap bersenjata Hamas mengatakan, satu-satunya cara untuk menjamin pembebasan penuh para tawanan adalah melalui “pertukaran tahanan secara menyeluruh atau bertahap.”
Juru bicara Brigade Qassam mengatakan kelompok tersebut menahan tawanan perempuan, orang sakit dan lanjut usia serta warga sipil lainnya, namun menekankan bahwa Israel juga menahan orang-orang yang sama di penjara mereka.
Baca juga: Cegah Iran Gabung Perang, Pasukan Khusus Rangers Inggris Berlatih di Lebanon dan Bersiap Masuk Gaza
“Masalah ini tidak dapat diselesaikan kecuali melalui perdagangan dalam masing-masing kategori ini [tahanan dan tawanan] atau melalui proses komprehensif yang mencakup semua orang,” tambahnya.
Hamas saat ini menawan lebih dari 240 orang, termasuk tentara Israel dan warga sipil serta orang asing, sejak Hamas melakukan serangan ke wilayah Israel pada 7 Oktober yang menurut klaim pihak berwenang Israel menewaskan lebih dari 1.400 orang, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.
Dalam serangan itu, Hamas berhasil menyandera warga Israel di kota-kota di Israel selatan.
Hamas menyerukan pertukaran tahanan, menuntut Israel membebaskan ribuan warga Palestina yang ditahan di penjara Israel di Israel dan Tepi Barat yang diduduki.
Di Israel, kelompok keluarga dengan orang-orang tercinta yang ditawan di Gaza telah menekan Netanyahu untuk mempertimbangkan kesepakatan tersebut, yang mereka sebut sebagai “semua untuk semua”.
Gelombang Pengungsi Warga Gaza Utara
Di Gaza, Israel terus menggiring warga Palestina keluar dari wilayah Gaza utara yang telah terkepung kendaraan lapis baja Israel. Gelombang pengungsi warga Gaza berjalan kaki menuju selatan, sepanjang Rabu kemarin.
Para pengungsi Palestina, sebagian diantaranya adalah perempuan dan anak-anak berisiko terjebak peperangan antara Hamas dan Israel. Israel sendiri terus membombardir bagian tengah dan selatan Gaza yang menjadi daerah kantong pengungsi Palestina saat konflik Hamas-Israel memasuki bulan kedua awal November ini.
Serangan udara jet tempur Israel menghantam rumah-rumah di kamp pengungsi Palestina Nusseirat pada Rabu pagi, 8 November 2023 menewaskan 18 orang. Di Khan Younis, enam orang tewas dalam serangan udara, termasuk diantaranya korban perempuan.
“Kami sedang duduk dengan damai ketika tiba-tiba serangan udara F-16 mendarat di sebuah rumah dan meledakkannya, seluruh blok, tiga rumah bersebelahan,” ungkap Mohammed Abu Daqa, saksi pengungsi warga Palestina.
“Warga sipil, semuanya warga sipil. Seorang wanita tua, seorang pria tua, dan masih banyak lagi yang hilang di bawah reruntuhan,” sebutnya.
Ribuan warga sipil lainnya masih berada di wilayah utara yang dikepung, termasuk rumah sakit utama Al-Shifa di Kota Gaza, tempat pengungsi Umm Haitham Hejela berlindung bersama anak-anaknya yang masih kecil di tenda darurat.