Sekolah-sekolah Dasar di China Hapus Jam Istirahat, Siswa Hanya Boleh ke Toilet
Waktu ke toilet menjadi saat-saat yang membahagiakan bagi siswa SD di China. Karena hanya di toilet lah, mereka bisa mengobrol dengan teman-teman.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Sebab, toilet menjadi satu-satunya tempat yang dirasa bebas dari semua peraturan dan pembatasan sekolah.
Toilet pun menjadi tempat sosial "tidak resmi" di mana para siswa dapat mengobrol atau bertukar makanan.
Baca juga: Pria di China Sukses Turunkan Berat Badan 50 kg, Syok Lihat Tetangganya yang Obesitas Terkena Stroke
Xiaolin, seorang ibu dari distrik Haidian di Beijing, mengaku bingung saat melihat jajanan yang tidak ia kenal di tas sekolah anaknya.
Anaknya pun mengaku makanan-makanan itu didapat dari teman-temannya.
Putranya berkata, bahwa dia berteman dengan beberapa orang di toilet.
Ia berkata: “Kami tidak diperbolehkan berbicara di kelas, jadi kami berjanji untuk pergi ke toilet bersama-sama."
"Disana kami ngobrol, main game, bahkan bertukar jajanan,” ujarnya.
Namun, sekolah-sekolah mengambil tindakan lagi untuk mencegah tren baru ini.
Menurut ifeng.com, Zitian, seorang siswa Sekolah Dasar Tiga, mengatakan kepada orang tuanya bahwa dia ditunjuk sebagai “direktur toilet anak laki-laki”.
Ia ditugaskan untuk menangkap murid laki-laki yang terus mengobrol setelah selesai menggunakan toilet.
Ketatnya aturan ini mengejutkan banyak orang di media sosial dan membuat mereka khawatir.
Mereka bersimpati dengan para siswa dan prihatin dengan dampak dari tidak membiarkan anak-anak bermain seperti anak-anak lain.
Baca juga: Tipu 3 Pria Demi Uang Rp 1,4 M, Wanita di China Sewa Massa untuk Akting Jadi Kerabat
Seseorang berkata: “Dengan alasan mengutamakan keselamatan, siswa tidak diperbolehkan bergerak, berlari, atau bermain-main."
"Mereka duduk dari pagi hingga sore hari."
"Akan mengherankan jika mereka tidak bosan belajar.”
“Bahkan dengan dilarangnya istirahat 10 menit, siapa yang masih ingin menjadi siswa sekolah dasar?" kata yang lain.
“Pergi ke toilet menjadi saat yang paling membahagiakan bagi siswa sekolah dasar."
"Realitas benar-benar menjadi tidak nyata,” kata yang ketiga.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)