Israel Ancam Serbu RS Al-Shifa, Paksa Hamas untuk Menyerah
Militer Israel menyebut akan menyerbu RS Al-Shifa "beberapa menit lagi". IDF meminta Hamas untuk menyerah.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel mengatakan akan menggelar "operasi" melawan Hamas Palestina di RS Al-Shifa, Rabu (15/11/2023).
Israel meminta semua anggota Hamas yang ada di rumah sakit itu untuk menyerah, Reuters melaporkan.
Kurang dari satu jam sebelumnya, atau sekitar jam 1 malam waktu setempat (06.00 WIB), juru bicara kementerian kesehatan Gaza mengatakan Israel berkata akan menyerbu kompleks RS Al-Shifa "dalam beberapa menit ke depan."
Lima minggu setelah Israel memulai serangannya di Gaza, nasib RS Al-Shifa telah menjadi fokus kekhawatiran dunia karena memburuknya kondisi di rumah sakit tersebut.
Penderitaan yang dirasakan warga sipil Gaza telah mendorong seruan gencatan senjata, yang terus menerus ditolak oleh PM Israel Benjamin Netanyahu.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan Hamas memiliki pusat komando di bawah rumah sakit Al-Shifa, rumah sakit yang terbesar di Gaza, dan menggunakan rumah sakit dan terowongan di bawahnya untuk menyembunyikan operasi militer dan menyandera.
Baca juga: Mayat Berserakan di Halaman, Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza Terpaksa Kuburkan 179 Pasien Secara Massal
Hamas membantah tuduhan tersebut.
Pasukan Israel melancarkan pertempuran jalanan yang sengit melawan pejuang Hamas selama 10 hari terakhir sebelum maju ke pusat Kota Gaza dan sekitar Al-Shifa.
Israel telah bersumpah untuk menghancurkan Hamas sebagai pembalasan atas serangan kelompok militan tersebut pada 7 Oktober.
Israel mengatakan Hamas membunuh 1.200 orang dalam serangan itu dan menyandera lebih dari 240 orang.
Sementara Israel sendiri telah menewaskan lebih dari 11.000 orang dalam serangan balasannya.
Krisis di RS Al-Shifa
Hamas mengatakan 650 pasien dan 5.000-7.000 warga sipil terjebak di dalam halaman rumah sakit Al-Shifa, yang dibombardir penembak jitu dan drone Israel.
Di tengah krisis bahan bakar, air dan persediaan akibat blokade Israel, dikatakan 40 pasien RS Al-Shifa telah meninggal dalam beberapa hari terakhir.
Tanpa bahan bakar generator untuk menyalakan inkubator, bayi-bayi dijaga agar tetap hangat sebisa mungkin.