Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gencatan Senjata dengan Israel Dimulai Jumat Ini, Hari Pertama Hamas Bebaskan 13 Sandera

Pada hari pertama gencatan senjata, kelompok pertama sandera akan dibebeskan yang terdiri dari 13 sandera wanita dan anak-anak Israel.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Gencatan Senjata dengan Israel Dimulai Jumat Ini, Hari Pertama Hamas Bebaskan 13 Sandera
AFP/JOHN MACDOUGALL
Asap mengepul setelah tentara Israel melancarkan serangan ke Gaza utara pada 23 November 2023 menjelang gencatan senjata antara Israel dan pejuang Hamas. (Photo by John MACDOUGALL / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas akan dimulai hari ini, Jumat, 24 November 2023 pagi waktu setempat dan akan berlangsung selama empat hari.

Gencatan senjata ini akan digunakan untuk mobilisasi bantuan kemanusiaan serta membebaskan sandera dari kedua pihak.

Gencatan senjata ini dimediasi oleh Pemerintah Qatar. Mereka menyatakan, pada hari pertama gencatan senjata, kelompok pertama sandera akan dibebeskan yang terdiri dari 13 sandera wanita dan anak-anak Israel.

Kementerian Luar Negeri Qatar mengatakan, gencatan senjata akan dimulai pada pukul 7 pagi waktu setempat dan melibatkan gencatan senjata komprehensif di Gaza utara dan selatan.

"Bantuan tambahan akan mulai mengalir ke Gaza dan sandera pertama termasuk perempuan lanjut usia akan dibebaskan pada pukul 4 sore. Jumlah total (sandera yang dibebaskan) meningkat menjadi 50 selama empat hari," kata juru bicara kementerian, Majed Al-Ansari, dikutip Reuters.

Al-Ansari menambahkan, para warga Palestina yang ditahan di Israel diperkirakan akan dibebaskan. Qatar berharap gencatan senjata ini akan memberikan peluang untuk memulai upaya yang lebih luas untuk mencapai gencatan senjata permanen.

Jelang gencatan senjata, Hamas mengkonfirmasi melalui saluran Telegramnya bahwa semua permusuhan dari pasukannya akan berhenti.

Baca juga: Hamas-Israel Gencatan Senjata, Uni Eropa Janji Naikkan Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

BERITA REKOMENDASI

Militer Israel mengatakan pasukannya akan tetap berada di belakang garis gencatan senjata di Gaza, tanpa memberikan rincian mengenai posisinya.

Perang di Gaza bermula ketika pasukan Hamas menyerbu pagar perbatasan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 240 orang, menurut penghitungan Israel.

Baca juga: Gencatan Senjata di Gaza Ditunda Sepihak, PM Netanyahu Perintahkan Militer Israel Gempur Khan Younis

Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan yang tiada henti ke Jalur Gaza yang dihuni sekitar 2,3 juta orang Palestina. Sejak itu, sekitar 13.000 warga Gaza telah tewas, dengan 40 persen di antaranya adalah anak-anak.

Bahkan menjelang gencatan senjata pun pertempuran terus berlanjut dengan intensitas yang lebih besar dari biasanya.

Baca juga: Turki Evakuasi Anak-anak yang Terluka dan Sakit di Gaza

Sejak awal pekan ini, jet tempur Israel menghantam lebih dari 300 sasaran. Pasukan di darat juga terlibat dalam pertempuran sengit di sekitar kamp pengungsi Jabalia di utara Kota Gaza.

Hamas mengatakan 30 orang tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah sekolah yang berafiliasi dengan Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Jabalia.

Laporan reporter Prihastomo Wahyu Widodo | Sumber: Kontan

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas