Warga Sambut Tahanan Palestina Bawa Bendera Hamas, Israel Marah: Kamu Bisa Dipenjara Lagi
Israel melarang warga Palestina merayakan pembebasan tahanan. Massa membawa bendera Palestina dan Hamas pada gelombang 1 pembebasan tahanan.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
"Apakah mereka memberitahu sesuatu sebelum membebaskanmu?" tanya wartawan kepada tahanan yang berusia 17 tahun itu pada Jumat (24/11/2023) malam.
"Mereka mengatakan hanya keluargamu yang boleh menyambutmu dan kamu tidak boleh disambut oleh orang lain atau kami akan memenjarakanmu lagi," jawab remaja yang bernama Qusai itu.
"Jadi itu ancaman untuk tidak merayakannya dengan teman dan keluarga?" tanya wartawan.
"Ya, jika kamu merayakannya dengan orang selain keluargamu, maka kamu akan pergi ke penjara lagi," kata remaja itu, mengulangi perkataan tentara Israel sebelum ia dibebaskan.
Jumlah narapidana terbanyak adalah anak-anak yang berasal dari Kota Yerusalem.
Beberapa di antaranya telah menjalani hukuman penjara selama bertahun-tahun.
Gencatan Senjata selama 4 Hari di Jalur Gaza
Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata selama 4 hari yang dimulai pada Jumat (24/11/2023) pukul 7 pagi untuk pembebasan 50 sandera dan 150 tahanan.
Pada hari pertama, Hamas membebaskan 24 sandera yang terdiri dari 13 warga Israel, 10 warga Thailand dan 1 warga Filipina.
Sementara Israel membebaskan 39 tahanan Palestina dari penjara pada hari itu.
Pembebasan selanjutnya akan dilakukan selama tiga hari berikutnya, dengan estimasi setidaknya 10 sandera per hari.
Hamas Palestina vs Israel
Baca juga: Hari Pertama Gencatan Senjata, Ribuan Warga Palestina Pulang ke Rumah, Israel: Perang Belum Berakhir
Kesepakatan pembebasan 50 sandera Hamas dan 150 tahanan Palestina di penjara Israel ini menyusul pemboman Israel yang masif di Jalur Gaza.
Israel menanggapi Hamas Palestina yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut juga meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.