Ada Seruan Pecat Karena Kekejamannya Terhadap Rakyat Gaza, Bagaimana Posisi Benjamin Netanyahu?
Akibat kekejamannya terhadap rakyat Palestina, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu didesak untuk mundur.
Editor: Hendra Gunawan
Oleh Barak, Netanyahu dianggap "tidak layak untuk memimpin Israel".
Pernyataan Barak ini disampaikan dalam sebuah artikel opini yang diterbitkan di media Israel, Haaretz.
Dikutip dari AlJazeera, Barak yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri dan Jenderal militer, mengatakan Netanyahu "tidak dapat mengatasi" kompleksitas situasi di Israel saat ini.
"Dia (Netanyahu) harus mundur sebelum konsekuensi dari kelemahannya semakin menjadi-jadi," tambah dia.
Barak menyerukan pembentukan pemerintah persatuan nasional "tanpa Netanyahu dan kelompok ekstrem kanan".
Barak kerap mengkritik Netanyahu yang saat ini menjabat sebagai Perdana Menteri Israel.
Dalam sebuah wawancara bersama France24 pada pertengahan November 2023 lalu, Barak mengatakan Netanyahu tak memiliki kepercayaan dari rakyat maupun tentara Israel.
Seruan soal pemecatan Netanyahu bukanlah yang kali pertama.
Pemimpin oposisi Israel, Yair Lapid, sebelumnya juga mendesak pemecatan Netanyahu pada pertengahan November 2023.
Lewat X (dulu Twitter), Lapid mengatakan "waktunya telah tiba" untuk koalisi pemerintahan baru di Israel.
Ia juga memaparkan visinya untuk "pemerintahan rekonstruksi nasiona", yang menurutnya akan dipimpin pemimpin lain dari partai sayap kanan Likud milik Netanyahu, tapi tidak akan menyertakan perdana menteri atau "kaum ekstremis".
"Waktunya telah tiba - kita perlu membentuk pemerintahan rekonstruksi nasional. Likud akan memimpinnya, Netanyahu dan para ekstremis akan digantikan."
"Lebih dari 90 (anggota parlemen) akan menjadi mitra dalam koalisi baru dan rekoneksi," cuit dia, dikutip dari The Hill.
“Yang lemah adalah pemerintah, dan khususnya perdana menteri. Dana koalisi terus mengalir, perawatan para pengungsi dan korban luka adalah kegagalan yang memalukan, tidak ada yang mau repot-repot menutup kantor-kantor pemerintah yang tidak diperlukan, advokasi adalah bencana yang sedang berlangsung."
“Netanyahu telah kehilangan kepercayaan dari warganya, kepercayaan dari komunitas internasional dan yang paling serius – kepercayaan dari sistem keamanan,” tambahnya.