Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

AS Pusing Kehabisan Uang untuk Bantu Ukraina, NATO Bersiap Dengar Kabar Buruk

AS mengaku kehabisan uang untuk membantu Ukraina yang kini berperang melawan Rusia.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in AS Pusing Kehabisan Uang untuk Bantu Ukraina, NATO Bersiap Dengar Kabar Buruk
Brendan Smialowski / AFP
Presiden AS Joe Biden saat menunggu pertemuan dengan Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador pada hari terakhir Pekan Pemimpin Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di San Francisco, California, pada 17 November 2023. 

TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengaku kehabisan uang untuk membantu Ukraina yang kini berperang melawan Rusia.

“Kita kehabisan uang dan sebentar lagi kehabisan waktu untuk membantu Ukraina,” tulis Direktur Anggaran Gedung Putih, Shalanda Young, dalam suratnya kepada Ketua DPR AS Mike Johnson, dikutip dari Euro News.

“Jika Parlemen tidak bertindak, pada akhir tahun ini kita akan kehabisan sumber daya untuk mengirimkan lebih banyak senjata dan peralatan ke Ukraina dan memasok material dari gudang militer AS,” kata dia menambakan.

Sementara itu, dalam konferensi pers, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan Parlemen AS harus segera menentukan pilihan.

“Parlemen harus memutuskan apakah akan terus mendukung perjuangan demi kemerdekaan di Ukraina atau mengabaikan pelajaran yang telah kita pelajari dari sejarah dan mengizinkan [Presiden Rusia Vladimir] Putin menang,” kata Sullivan.

Surat dari Young itu dikirim saat Ukraina sedang mengalami masa-masa sulit. Serangan balik Ukraina gagal membuahkan hasil yang siginifikan.

Baca juga: Sudah 7 Jenderal Rusia Tewas dalam Perang, Mayjen Zavadsky Kena Ranjau dalam Pertempuran di Ukraina

Di sisi lain, Rusia telah melancarkan sejumlah serangan yang menekan Ukraina.

BERITA REKOMENDASI

“Tak ada dana ajaib yang tersedia untuk mengatasi situasi darurat ini. Kita kehabisa uang dan segera kehabisan waktu,” tulis Young.

Presiden AS Joe Biden pada tanggal 20 Oktober lalu telah meminta DPR untuk menyetujui bantuan sebesar lebih dari $100 miliar.

Bantuan itu digunakan untuk mengatasi situasi darurat internasional, misalnya membantu Israel dan Ukraina serta menghadapi Tiongkok.

Sebanyak $60 miliar dari bantuan itu ditujukan untuk membantu Ukraina melawan Ukraina.

Sementara itu, pemimpin fraksi Partai Demokrat di Senat AS, Chuck Schumer, mengatakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan berpidato di depan Senat AS pada hari Selasa, (5/12/2023), lewat video.

Schummer meminta semua senator untuk menghadiri acara itu.

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-650: Bantuan AS ke Ukraina Macet, Putin Berpotensi Menang

Gedung Putih disebut ingin terus mengirimkan dana bantuan kepada Ukraina setidaknya hingga Pilpres 2024 di AS.

“Putin tidak akan berkomitmen terhadap perdamaian sebelum melihat hasil pilpres kita,” kata seorang pejabat diplomatik AS kepada AFP.

Selama beberapa bulan ini AS didera ketidakpastian mengenai anggara karena gejolak politik yang tak berkesudahan.

Parlemen AS belum memutuskan anggaran untuk tahun anggaran yang dimulai pada 1 Oktober 2023.

NATO siap dengar kabar buruk

Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg mengatakan pihaknya harus siap mendengar kabar buruk dari Ukraina.

“Perang berjalan dalam beberapa tahapan,” kata Stoltenberg dalam wawancara hari Sabtu, (2/12/2023), dengan ARD, media Jerman.

“Kita harus mendukung Ukraina, baik saat masa-masa bagus maupun saat masa sulit. Kita juga harus bersiap akan adanya kabar buruk.”

Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-649, Sekutu Putin Kunjungi Tiongkok, Temui Xi Jinping

Stoltenberg berujar kemenangan-kemenangan Ukraina sangatlah berarti guna mengakhiri perang.

Pernyataan Stoltenberg itu dilontarkan saat negara-negara Barat bersilang pendapat tentang bantuan militer dan keuangan untuk Ukraina.

Di sisi lain, Rusia tengah meningkatkan angkatan perangnya. Pada hari Jumat pekan lalu Putin menandantangani dekrit peningkatan jumlah tentara hingga 170.000 personel.

Sementara itu, Ukraina hanya meraih hasil kecil dalam serangan baliknya selama musim panas ini. Kendati demikian, Ukraina berhasil memukul mundur armada Rusia di Laut Hitam.

“Kemenangan-kemenangan ini adalah kemanangan besar meskipun hal itu tidak bisa mengubah garis depan pertempuran.

Stoltenberg juga meminta negara-negara anggota NATO untuk meningkatkan produksi amunisi.

Baca juga: Beredar Video Eksekusi 2 Tentara Ukraina Tak Bersenjata, Kyiv Tuduh Rusia

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas