Israel Telah Bangun 1,6 Km Saluran Air Besar Untuk Banjiri Terowongan Hamas
Israel telah membuat sistem pompa besar untuk mengalirkan air ke terowongan yang jumlahnya ribuan tersebut.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Kesulitan mengalahkan anggota Hamas di Jalur Gaza, zionis Israel sedang mempertimbangkan untuk menggerojok terowongan bawah tanah Hamas.
Selama ini terowongan menjadi markas dan tempat persembunyian militan Palestina tersebut.
Dikutip dari Wall Street Journal, pihak penjajah Yahudi telah membuat sistem pompa besar untuk mengalirkan air ke terowongan yang jumlahnya ribuan tersebut.
Baca juga: Israel Selidiki Investor yang Diduga Tahu Rencana Serangan Hamas 7 Oktober, Untung Jutaan Dolar
Media itu mengutip dari pejabat Amerika Serikat (AS) yang tidak disebutkan namanya, bahwa cara tersebut bisa menghancurkan dan pengusir pejuang dari perlindungan.
"Perlindungan bawah tanah itu akan hancur, tetapi juga mengancam pasokan air untuk Gaza," jelasnya.
Dalam laporan tersebut, pasukan pertahanan Israel atau IDF telah membuat pompa air laut besar sepanjang sekitar 1,6 kilometer di utara kamp pengungsi Al-Shati pada pertengahan November.
Menurut laporan tersebut, IDF “selesai merakit pompa air laut besar kira-kira satu mil di utara kamp pengungsi Al-Shati sekitar pertengahan bulan lalu.
Masing-masing dari setidaknya lima pompa dapat mengambil air dari Laut Mediterania dan memindahkan ribuan meter kubik air per jam ke dalam terowongan, sehingga membanjiri terowongan dalam beberapa minggu.”
Israel telah menyampaikan rencana tersebut kepada Amerika Serikat bulan lalu, sejak saat itu kelayakan dan dampaknya terhadap lingkungan masih diperdebatkan.
Baca juga: AS Diam-diam Ingin Ubah Gaza jika Israel Kalahkan Hamas, PLO Tolak Jadi Boneka
Laporan tersebut mengatakan bahwa para pejabat AS percaya bahwa Israel belum membuat keputusan akhir untuk mengambil tindakan, dan juga tidak mengesampingkan rencana tersebut.
Sejarah Terowongan Gaza
Terowongan di bawah Gaza sudah ada sebelum Hamas – pada tahun 1980an ketika terowongan tersebut pertama kali digali di bawah perbatasan Mesir untuk penyelundupan.
Dikutip dari Al Jazeera, warga Palestina di Gaza menemukan bahwa, kecuali di wilayah sempit di sepanjang pantai yang tanahnya berpasir dan tidak cocok untuk digali, wilayah lain di Gaza kaya akan tanah liat, mudah untuk digali, dan umumnya tidak memerlukan dukungan yang rumit.
Belakangan, warga Palestina menyadari bahwa terowongan tersebut dapat digunakan untuk keperluan militer dan mereka menggunakan terowongan tersebut untuk memperluas jaringan di bawah Gaza.
Ketika Hamas mengambil alih, upaya tersebut diberi peran strategis dan diperluas.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.