Nepal Minta Rusia Berhenti Kirimkan Pasukan Gurkha ke Medan Perang di Ukraina
Nepal meminta Rusia untuk tidak lagi mengerahkan pasukan Gurkha ke Ukraina. Pasukan Gurkha Nepal terkenal karena keberanian dan keterampilan bertarung
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
Jenazah dua tentara Nepal, Rupak Karki dan Sandip Thapaliya, telah dikuburkan setelah mereka tewas dalam pertempuran sekitar pertengahan Juli tahun ini.
Sementara yang lainnya masih berada di kamar mayat, kata laporan itu.
Baca juga: Nepal Larang TikTok karena Merusak Keharmonisan Sosial
Polisi Nepal menangkap 10 orang karena menyelundupkan Gurkha untuk berperang demi Rusia di Ukraina
Dalam perkembangan terbaru, polisi Nepal baru saja menangkap 10 orang karena diduga mengirim pemuda pengangguran ke Rusia untuk direkrut secara ilegal menjadi tentara untuk berperang melawan Ukraina.
Dalam sebuah keterangan pada Rabu (6/12/2023), polisi Kathmandu mengatakan para tersangka menyelundupkan mereka ke Rusia dengan visa turis dan memasukkan mereka ke dalam tentara Rusia.
Penangkapan ini merupakan bagian dari kampanye polisi untuk mencegah orang-orang Nepal untuk berperang di garis depan.
Kepala Polisi Distrik Kathmandu Bhupendra Khatri mengatakan kepada Reuters bahwa orang-orang tersebut diduga terlibat dalam “perdagangan manusia” terhadap pemuda miskin di Nepal.
“Kami sedang berdiskusi dengan pengacara pemerintah mengenai kasus ini dan akan mengajukannya ke pengadilan,” kata Khatri.
Orang-orang itu diselundupkan ke Rusia melalui UEA, katanya.
"Ini adalah kasus penyelundupan manusia... kejahatan terorganisir," tambahnya.
Generasi muda dari negara miskin di Himalaya itu dibujuk ke luar negeri demi prospek masa depan yang lebih baik dan kontrak senilai sekitar $750 (Rp 11,6 juta) per bulan untuk berperang.
Pada bulan Mei, Vladimir Putin mengumumkan bahwa orang asing yang bertugas selama satu tahun di militer Rusia akan mendapatkan percepatan proses perubahan kewarganegaraan penuh Rusia.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)