Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

ICC Sebut Sengaja Menghalangi Bantuan ke Gaza Dianggap Kejahatan Perang

Jaksa Penuntut Mahkamah Pidana Internasional (ICC), Karim Khan menyebut dengan sengaja menghalangi bantuan ke Gaza termasuk kejahatan perang.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in ICC Sebut Sengaja Menghalangi Bantuan ke Gaza Dianggap Kejahatan Perang
MAHMUD HAMS / AFP
Warga Palestina berduka atas kematian orang yang mereka cintai menyusul pemboman Israel di Jalur Gaza selatan pada 5 Desember 2023, di luar sebuah rumah sakit di Khan Yunis. - Jaksa Penuntut Mahkamah Pidana Internasional (ICC), Karim Khan menyebut dengan sengaja menghalangi bantuan masuk ke Gaza termasuk kejahatan perang berdasarkan Statuta Roma. 

Jumlahnya kini menjadi 120.000 – dua kali lipat jumlah tersebut, meski masih kalah dari jumlah yang diminta Amerika, yakni 180.000 liter per hari.

Pemerintah dan tentara Israel sama-sama mengatakan bahwa bahan bakar ini akan digunakan untuk rumah sakit, pompa air, dan pabrik desalinasi agar penyebaran penyakit tidak terjadi di Jalur Gaza karena dapat berdampak pada operasi militer Israel.

Baca juga: Pejabat AS: Fase Operasi Darat Israel di Gaza Bisa Saja Berakhir Januari 2024

IDF Menuju ke Gaza Selatan

Unit artileri Israel bersiap melakukan gempuran di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada hari Selasa, 5 Desember 2023 di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas.
Unit artileri Israel bersiap melakukan gempuran di dekat perbatasan dengan Jalur Gaza pada hari Selasa, 5 Desember 2023 di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hamas. (Gil Cohen-Magen/AFP melalui Getty Images)

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) memerangi Hamas di jantung kota terbesar di Gaza selatan.

IDF mengatakan mereka telah mengepung rumah pemimpin Hamas ketika ribuan warga sipil yang mengungsi mencari perlindungan di dekat Mesir dan di daerah terpencil di tepi pantai di wilayah kantong tersebut.

Dikutip dari Reuters, warga Gaza memadati Rafah, perbatasan dengan Mesir berdasarkan selebaran dan pesan Israel yang mengatakan mereka akan aman di kota tersebut.

Namun mereka tetap ketakutan setelah serangan Israel terhadap sebuah rumah di sana yang menewaskan 15 orang pada hari Rabu, menurut pejabat kesehatan di Rafah.

Baca juga: Tutupi Kejahatan, Israel Dituduh oleh Anggota Parlemen Eropa Sengaja Tembaki Banyak Jurnalis di Gaza

Militer Israel mengatakan mereka maju ke jantung kota terbesar di Gaza selatan, Khan Younis, untuk pertama kalinya.

Berita Rekomendasi

Sayap bersenjata Hamas, Brigade al-Qassam, mengatakan pertempuran berlangsung sengit.

Warga mengatakan pemboman Israel semakin intens, menewaskan dan melukai warga sipil, dan tank-tank memerangi militan Palestina di utara dan timur Khan Younis.

Dalam "penggerebekan yang ditargetkan" di pusat kota Khan Younis, Israel mengatakan tentaranya "menghilangkan teroris, menghancurkan infrastruktur teroris dan menemukan senjata".

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pasukan Israel mengepung rumah pemimpin Hamas Yahya Al-Sinwar di Khan Younis.

Baca juga: Erdogan Kecam Israel yang Berencana Ciptakan Zona Penyangga di Gaza, Bela Hamas dan Beri Peringatan

"Rumahnya mungkin bukan bentengnya dan dia bisa melarikan diri tetapi hanya masalah waktu sebelum kita menangkapnya," kata Netanyahu.

Warga Khan Younis mengatakan tank-tank Israel telah mendekati rumah Sinwar, namun tidak diketahui apakah dia ada di sana.

Israel mengatakan pihaknya yakin banyak pemimpin dan pejuang Hamas bersembunyi di terowongan bawah tanah.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas