Pasukan Khusus Israel Rontok Disergap Brigade Al-Qassam: Senjata Sampai Alat Komunikasi Direbut
Anggota Brigade Al-Qassam merebut senapan dan perangkat komunikasi yang digunakan Pasukan Khusus Israel saat melakukan operasi penyelamatan sandera
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pasukan Khusus Israel Rontok Disergap Brigade Al-Qassam: Senjata Sampai Alat Komunikasi Direbut
TRIBUNNEWS.COM - Brigade Al-Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas, mengumumkan kalau para pejuang mereka bentrok dengan sebuah pasukan khusus Israel, Jumat (8/12/2023).
Bentrokan terjadi saat Brigade Al-Qassam memergoki upaya pasukan khusus Israel itu dalam sebuah misi penyelamatan sandera yang ditawan Hamas.
Dalam pernyataannya, operasi penyelamatan Pasukan Khusus Israel itu justru menewaskan seorang tentara Israel yang mereka tawan.
Baca juga: Hamas Bikin Runyam Masterplan AS dan Israel: Arab Saudi Malah Mendekat ke Iran, Perang Tanpa Arah
Dalam pernyataan yang disampaikan melalui Telegram, Brigade Al-Qassam, mengatakan kalau para pejuangnya menemukan unit pasukan khusus Israel sedang melakukan upaya penyelamatan sandera.
Menurut pernyataan itu, para anggota Brigade Al-Qassam menyerang unit khusus tersebut, membunuh dan melukai beberapa tentara Israel.
Selain itu, para anggota Brigade Al-Qassam mengklaim merebut senapan dan perangkat komunikasi yang digunakan oleh Pasukan Khusus Israel.
“Angkatan Udara musuh (kemudian) melakukan intervensi dan membom daerah tersebut dengan serangkaian bom untuk melindungi penarikan mundur pasukan mereka,” kata pernyataan itu.
Al-Qassam mengungkapkan nama tentara tawanan Israel yang dilaporkan terbunuh itu.
Dilaporkan, Al-Qassam mengidentifikasi tentara itu sebagai Saar Baruch, 25 tahun, yang membawa nomor identitas 207775032.
Penyelamatan tawanan yang ditahan di Gaza adalah salah satu tujuan operasi darat Israel.
Namun sejauh ini, belum ada operasi militer Israel yang dilaporkan berhasil membebaskan satu pun sandera.
Tawanan Israel yang bisa dibebaskan sejauh ini cuma berasal dari pertukaran sandera selama gencatan senjata tujuh hari yang dimulai pada 24 November dan berakhir pada 1 Desember.
Gencatan senjata tersebut mencakup kesepakatan pertukaran tahanan antara pemerintah Israel dan gerakan Perlawanan Palestina, Hamas.