Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Saling Mengancam, Hamas Sebut Israel Biadab, Netanyahu Minta Hamas Menyerah: Ini adalah Akhir

Baru-baru ini, Hamas dan Israel saling mengancam satu sama lain. Hamas menyebut Israel biadab, sedangkan Netanyahu mendesak Hamas agar menyerah.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Saling Mengancam, Hamas Sebut Israel Biadab, Netanyahu Minta Hamas Menyerah: Ini adalah Akhir
AFP Emmanuel Dunand/X
Baru-baru ini, Hamas lewat juru bicaranya, Abu Obeida, dan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, saling mengancam satu sama lain. Hamas menyebut Israel biadab, sedangkan Netanyahu mendesak Hamas agar menyerah. 

Meski demikian, militer Israel belum merilis bukti tersebut, dan Hamas menolak klaim Netanyahu.

Upaya untuk Gencatan Senjata Masih Berlangsung

Penduduk kompleks perumahan Kota Hamad yang didanai Qatar di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan, membawa beberapa barang milik mereka saat meninggalkan rumah setelah serangan Israel, pada 2 Desember 2023. Gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas berakhir pada Desember 1, dengan tentara Israel mengatakan operasi tempur telah dilanjutkan, menuduh Hamas melanggar jeda operasional. (Photo by MAHMUD HAMS / AFP)
Penduduk kompleks perumahan Kota Hamad yang didanai Qatar di Khan Yunis di Jalur Gaza selatan, membawa beberapa barang milik mereka saat meninggalkan rumah setelah serangan Israel, pada 2 Desember 2023. Gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas berakhir pada Desember 1, dengan tentara Israel mengatakan operasi tempur telah dilanjutkan, menuduh Hamas melanggar jeda operasional. (Photo by MAHMUD HAMS / AFP) (AFP/MAHMUD HAMS)

Sementara itu,  mediator Qatar mengatakan upaya terkait gencatan senjata selanjutnya dan membebaskan lebih banyak sandera sedang berlangsung.

Tapi, kata mediator Qatar, serangan Israel tanpa henti "mempersempit peluang" untuk mencapai hasil yang sukses.

Baca juga: Pakar Militer: Tentara Israel Terkejut dengan Kekuatan Hamas, Mereka Punya Ratusan Ribu Senjata

Sebelumnya, usulan gencatan senjata yang menjadi resolusi Dewan Keamanan PBB, menemui kebuntuan.

Pada Jumat (8/12/2023), Amerika Serikat (AS) menggunakan hak vetonya terkait resolusi itu.

Penggunaan hak veto AS itu mematahkan tuntutan gencatan senjata segera yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, dan negara-negara Arab.

Guterres telah mengadakan pertemuan darurat dengan Dewan Keamanan PBB setelah konflik berminggu-minggu.

Berita Rekomendasi

"Uni Emirat Arab sangat kecewa," ujar perwakilan UEA yang mensponsori resolusi yang menyerukan gencatan senjata.

"Sayangnya, dewan ini (Dewan Keamanan PBB) tidak dapat menuntut gencatan senjata kemanusiaan."

AS mempertahankan hak vetonya dan menyerang pendukung resolusi itu.

AS mengkritik mereka karena terburu-buru mewujudkannya dan tidak mengubah seruan untuk gencatan senjata tanpa syarat.

“Resolusi ini masih berisi seruan untuk gencatan senjata tanpa syarat."

"Resolusi ini akan membuat Hamas dapat mengulangi apa yang mereka lakukan pada 7 Oktober,” kata Wakil Perwakilan AS di PBB, Robert Wood.

Sebagai anggota tetap Dewan Keamanan, AS dapat menggunakan hak vetonya terhadap resolusi apapun.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas