Amerika Rayu Presiden China Gabung Koalisi Untuk Lawan Houthi di Laut Merah
Adapun juru bicara pemerintahan China hingga sejauh ini belum memberikan konfirmasi atas tawaran
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Pemerintah Amerika Serikat (AS) diketahui tengah membujuk presiden China Xi Jinping untuk bergabung dalam koalisi satuan tugas (satgas) maritim yang dibentuk Presiden Joe Biden, merespon serangan kelompok Houthi terhadap kapal dagang internasional di Laut Merah.
“AS telah mengajak Tiongkok bergabung dengan satuan tugas maritim untuk melawan serangan Houthi yang didukung Iran terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah,” kata seorang diplomat senior Gedung Putih, dikutip dari Alarabiya.
Adapun juru bicara pemerintahan China hingga sejauh ini belum memberikan konfirmasi atas tawaran yang diajukan Presiden Joe Biden terkait koalisi satgas maritim di Laut Tengah.
Baca juga: Alasan Houthi Yaman Serang Laut Merah hingga Bikin AS Bentuk Aliansi 10 Negara
Sebagai informasi sebelum AS mengajukan tawaran kepada China, hubungan kedua negara ini diketahui tengah meregang selama beberapa bulan terakhir akibat Tiongkok yang semakin frustasi dengan kebijakan pemerintah AS dan dukungannya atas masalah sengketa Taiwan.
Kendati hubungan Presiden Joe Biden dan Presiden Tiongkok Xi Jinping memanas, namun keduanya sepakat untuk melanjutkan kerjasama antar-militer. Atas dasar ini, Amerika optimis bahwa China akan mendukung upaya Gedung Putih dalam menekan pergerakan milisi Houthi Yaman di Laut Merah.
Apabila China resmi bergabung dalam koalisi bentukan AS, maka kedepannya China akan ikut berpartisipasi bersama 10 negara lainnya untuk melakukan patroli di wilayah selatan Laut Merah dan Teluk Aden dengan tujuan memerangi milisi Houthi Yaman, serta memastikan kebebasan navigasi dan keamanan semua negara yang melintas di jalur perdagangan internasional.
Adapun daftar 10 negara yang tergabung dalam koalisi ini diantaranya, Inggris, Perancis, dan Italia, disusul Bahrain, Kanada, Belanda, Norwegia, Seychelles, serta Spanyol.
Baca juga: Houthi Yaman Ancam Tenggelamkan Kapal Perang AS yang Kawal Kapal Kargo di Laut Merah
“Tiongkok belum memberikan jawaban, tetapi mereka tidak menolak kami. Kami optimis akan sangat besar jika AS bisa mendapatkan persetujuan dari Tiongkok,” tambah diplomat AS yang enggan disebutkan identitasnya.
“Apabila Beijing ikut serta, kami berharap Tiongkok dapat IKUT memberikan tekanan pada kelompok Houthi di Yaman untuk menghentikan serangan mereka,” ujarnya.
Houthi Beri Respon Koalisi Bentukan AS: Kami Tak Takut
Merespon ancaman AS dan 10 negara sekutu lainnya, Pimpinan Houthi Yaman Mohammed Abdul Salam menyatakan bahwa pihaknya bersikukuh akan tetap melakukan blokade dan serangan kepada kapal – kapal dagang Israel dan para sekutunya yang berada di kawasan Laut Merah.
“Aliansi yang dibentuk AS tak akan berdampak ke pendirian kelompok kami, Misi patroli angkatan laut internasional yang dimaksudkan untuk melindungi jalur pelayaran Laut Merah] pada dasarnya tidak diperlukan," ujar kata Abdulsalam, dikutip Al Jazeera.
Senada dengan pimpinan Houthi, pemerintah Yaman yang dipimpin Ansarallah mengatakan bahwa mereka akan terus menargetkan kapal-kapal yang terkait dengan Israel di koridor pelayaran strategis.
Komitmen Ansarallah untuk menentang apa yang mereka dan pihak lain gambarkan sebagai kampanye genosida yang dilakukan Israel terhadap rakyat Gaza.