Campur Tangan Agen Asing di Balik Serangan dan Pembunuhan Pendukung Rusia, Siapa Saja Korbannya?
Rusia terus mewaspadai sepak terjang badan intelijen yang dituding turut terlibat dalam sejumlah pembunuhan dan sabotase di negara tersebut.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Rusia terus mewaspadai sepak terjang badan intelijen yang dituding turut terlibat dalam sejumlah pembunuhan dan sabotase di negara tersebut.
Seterunya, Ukraina, dituding telah menggunakan metode teroris yang mendapat dukungan langsung dari badan intelijen asing.
Presiden Rusia, Vladimir Putin mengungkapkan, mereka melakukan aksi-aksi untuk menghancurkan Rusia.
Baca juga: Warga Ukraina Siap Angkat Kaki dan Ganti Kewarganegaraan Daripada Berperang Melawan Rusia
“Kami menyadari bahwa, dengan dukungan langsung dari badan intelijen asing, rezim Kiev secara terbuka menggunakan metode teroris, bahkan terlibat dalam terorisme negara,” kata Putin di Moskow, Rabu (20/12/2023).
Aktivitas yang dilakukan Ukraina tersebut mencakup tindakan sabotase terhadap lokasi sipil, infrastruktur transportasi dan energi serta serangan teroris terhadap perwakilan otoritas Rusia dan tokoh masyarakat, katanya.
Salah satu kejadian yang diyakini karena aksi terorisme adalah diledakkannya pipa gas nord stream 1, dan hingga kini pasokan gas Rusia ke Eropa pun tidak nyambung lagi.
Menurut Putin, para anggota badan keamanan telah bertindak “dengan terampil dan efisien” di tengah “tantangan serius” yang saat ini dihadapi negara tersebut, kata Putin.
Namun, upaya pemberantasan terorisme harus lebih diperkuat “di semua bidang,” tegasnya.
Menurut presiden, perhatian khusus harus diberikan untuk meningkatkan perlindungan perbatasan Rusia, terutama di wilayah yang dekat dengan garis kontak dengan Ukraina.
Sebelumnya, media Amerika Serikat, The Washington Post juga melaporkan bahwa agen rahasia AS, CIA telah bertahun-tahun telah menghabiskan uang puluhan juta dolar di Ukraina untuk melemahkan Moskow.
The Washington Post melaporkan hal itu berdasarkan berbagai sumber di komunitas intelijen AS dan Ukraina.
Baca juga: Mitos Kehebatan Buatan Barat Telah Runtuh, 14.000 Lapis Baja NATO Hancur di Ukraina
Badan intelijen luar negeri AS telah banyak terlibat dalam urusan Ukraina setidaknya sejak tahun 2015, menurut laporan itu. Badan tersebut mempertahankan “kehadiran signifikan” di Kiev di tengah konflik dengan Rusia.
“Badan ini telah membekali Ukraina dengan sistem pengawasan canggih, melatih rekrutmen di lokasi-lokasi di Ukraina serta Amerika Serikat, membangun markas baru untuk departemen-departemen di badan intelijen militer Ukraina,” demikian bunyi laporan itu. CIA telah membantu dinas intelijen dalam negeri SBU Ukraina, serta mitra militernya, GUR.
Kolaborasi dengan SBU awalnya terfokus pada pembentukan unit “yang mampu beroperasi di belakang garis depan dan bekerja sebagai kelompok rahasia” untuk memata-matai dan mengambil “tindakan aktif” terhadap milisi Donbass, yang memberontak melawan Kiev setelah kudeta Maidan tahun 2014.