Bocoran Info, Israel Minta Hamas Bebaskan 30-40 Sandera dan Gencatan Senjata 7 Hari
Media Israel melaporkan bocoran info, Israel meminta Hamas untuk membebaskan 30-40 sandera termasuk wanita dan gencatan senjata 7 hari.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Media Israel, Channel 13 Israel, melaporkan rincian tawaran untuk Hamas, yang dibuat oleh pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melalui mediator, Qatar.
"Pemerintahan Netanyahu mengajukan kesepakatan yang mencakup pembebasan 30-40 sandera Israel yang ditahan oleh Hamas," lapor Channel 13 Israel, Kamis (21/12/2023).
Para sandera yang disebutkan Israel termasuk semua wanita, anak-anak, dan orang tua.
Mereka akan ditukar dengan pembebasan tahanan terkemuka Palestina yang ada di penjara Israel dan penarikan sebagian tentara Israel dari beberapa daerah.
Dalam diskusi tersebut, gencatan senjata yang meliputi masa tenang rencananya akan berlangsung selama 2-4 minggu.
Surat kabar lainnya, The Jerusalem Post, mengutip para pejabat senior Israel yang mengatakan pihak Israel mengirimkan proposal melalui Qatar kepada Hamas untuk mencapai kesepakatan baru demi membebaskan sandera.
Baca juga: Biden Pesimis Pembebasan Sandera Israel-Hamas Tercapai dalam Waktu Dekat: Kami Terus Mendorong
Hamas akan Bebaskan Sandera jika Israel Hentikan Agresi di Gaza
Di sisi lain, Hamas memberi tahu para mediator bahwa mereka tidak akan menyepakati pertukaran sandera jika tidak ada gencatan senjata total di Jalur Gaza.
Al Jazeera melaporkan, kunjungan kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, ke Kairo, Mesir saat ini tidak termasuk dalam pembicaraan terkait negosiasi pertukaran sandera.
Namun, Ismail Haniyeh sedang berupaya untuk mencabut pengepungan di Jalur Gaza dan memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah itu.
The Wall Street Journal, mengutip para pejabat Mesir, melaporkan Hamas juga menolak gencatan sementara selama tujuh hari yang ditawarkan oleh Israel.
Setelah kesepakatan sandera selama 7 hari yang dimulai pada Jumat (24/11/2023), lebih dari 100 sandera telah dibebaskan dan diperkirakan masih ada 138 sandera di Jalur Gaza.
Baca juga: Bisnis Properti Israel Hancur Lebur Sejak Perang dengan Hamas di Gaza, Transaksi Merosot Tajam
Hamas Palestina vs Israel
Sebelumnya, Israel melakukan pengeboman besar-besaran untuk menanggapi Hamas yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut menculik 240 orang dari wilayah Israel dan meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel, yang direvisi menjadi 1.147.
Sementara itu pembalasan Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 20.000 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Kamis (21/12/2023), lebih dari 2,2 juta warga Palestina menjadi pengungsi, dikutip dari Al Jazeera.
Kekerasan juga meningkat di Tepi Barat, terutama setelah Israel melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah yang dikuasai Otoritas Pembebasan Palestina (PLO) tersebut.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel