Ansarallah Houthi Yaman Singgung Aksi Berani Malaysia, Desak Semua Negara OKI Tolak Kapal Israel
Houthi mendesak semua negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), termasuk Indonesia, untuk mencontoh Malaysia, menolak kapal-kapal Israel.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Ansarallah Houthi Yaman Singgung Aksi Berani Malaysia, Desak Semua Negara OKI Tolak Kapal Israel
TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara kelompok Ansarallah (Houthi) Yaman, Mohammed Abdul Salam, menyiggung soal aksi berani Malaysia yang melarang kapal kargo Israel berlabuh di pelabuhan mereka.
Hal itu dia ungkapkan saat mendesak semua negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) untuk menolak kapal-kapal Israel sebagai bentuk penolakan terhadap bombardemen dan genosida Israel di Gaza, Palestina.
Baca juga: Pentagon Ketar-ketir, Satu Peluru Kapal Perang AS Kemahalan Buat Tembak Drone Murah Houthi Yaman
Abdul Salam memuji keberanian Malaysia yang mengumumkan kalau negara tersebut tidak mengizinkan kapal-kapal Israel berlabuh di pelabuhan mereka sebagai protes terhadap perang di Gaza.
Juru bicara Houthi meminta semua negara-negara OKI untuk mengikuti langkah Malaysia.
Negara tetangga Indonesia itu juga secara terbuka menyatakan kalau Israel telah melanggar hukum internasional melalui “pembantaian dan kebrutalan terhadap warga Palestina”.
Pada Rabu (20/12/2023), Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mengumumkan keputusan untuk memberlakukan larangan maritim terhadap kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel – khususnya ZIM, perusahaan pelayaran terbesar Israel.
Baca juga: Pemimpin Ansarallah Minta Negara Arab Buka Perbatasan, Houthi Mau Kirim Ribuan Pejuang ke Gaza
Houthi Cuma Sasar Kapal Berentitas Israel
Langkah lebih berani sudah ditunjukkan Angkatan Bersenjata Yaman dan Kelompok Houthi dengan melakukan blokade dan menyerang kapal-kapal berentitas Israel di Laut Merah.
Larangan total terhadap kapal-kapal tujuan Israel yang melakukan perjalanan melalui Laut Merah dan menuju pelabuhan Israel di Eilat itu menyebabkan banyak perusahaan raksasa pelayaran mengubah arah dan menghindari jalur air tersebut sama sekali.
Hanya, Houthi menegaskan, selain kapal berentitas Israel, pelayaran-pelayaran internasional dinyatakan aman untuk melalui rute Laut Merah.
“Operasi angkatan laut Yaman tidak menjadi sumber kekhawatiran bagi siapa pun kecuali entitas Zionis yang mendorongnya untuk menghentikan agresinya dan menghentikan pengepungannya terhadap Gaza, dan seluruh dunia harus mengambil posisi ini dan tidak membiarkan entitas ini melampaui batas, melanggar semua batasan yang ada. nilai-nilai dan kesucian,” cuit Abdul Salam memposting di X (twitter).
Dia memperingatkan dunia akan rencana Israel untuk memperluas konflik di wilayah tersebut dan memberikan 'lifeline' kepada Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengacu pada koalisi internasional pimpinan AS untuk menghadapi Houthi di Laut Merah.
Koalisi yang dipimpin AS meliputi Inggris, Bahrain, Kanada, Prancis, Italia, Belanda, Norwegia, Seychelles, dan Spanyol.
Koalisi itu berupa satuan tugas (Satgas) Maritim yang berdalih untuk melindungi keamanan jalur internasional.
Belakangan, Yunani menyatakan akan bergabung dalam Satgas.
Baca juga: Cawe-cawe AS di Laut Merah, Kebodohan Lawan Houthi yang Bahayakan Satu Dunia Demi Israel
(oln/TC/*)