Sebut Saran AS Amit-amit, Menteri Israel: Bubarkan Kabinet Perang Kalau Serangan Mengendur ke Gaza
Israel tidak menunjukkan indikasi bahwa mereka berencana untuk mengikuti saran AS dan mengurangi intensitas perang Gaza pada bulan Januari
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Sebut Saran AS Amit-amit, Menteri Israel Ben Gvir: Bubarkan Kabinet Perang Kalau Serangan Mengendur ke Gaza
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir menyerukan pembubaran kabinet perang jika intensitas serangan tentara Israel (IDF) ke Gaza akan mengendur dalam beberapa minggu mendatang.
Secara terang-terangan, Itamar Ben Gvir menyebut niat Amerika Serikat (AS) untuk mengendurkan eskalasi peperangan di Gaza dengan cara meminta IDF menghentikan bombardemen, adalah saran yang amit-amit.
“Jika ada yang berniat, amit-amit, menghentikan (serangan) IDF sebelum Hamas dikalahkan dan semua sandera dikembalikan, dia harus memperhitungkan bahwa Otzma Yehudit tidak akan bersamanya,” kata menteri tersebut.
“Gagasan untuk mengurangi aktivitas di Gaza adalah kegagalan manajemen perang yang dilakukan kabinet kecil. Ini harus segera dibongkar. Waktunya telah tiba untuk mengembalikan kendali kabinet [keamanan] yang lebih luas,” kata dia.
Baca juga: Sinyal Persatuan, Hamas Desak Israel Juga Bebaskan Tokoh Utama Fatah Kalau Mau Bertukar Sandera Lagi
Komentar Ben Gvir muncul ketika Washington terus meminta agar intensitas perang darat Israel di Gaza dikurangi dalam beberapa minggu mendatang.
Para pejabat AS dikatakan terus-menerus menasihati Tel Aviv untuk menghindari jatuhnya korban sipil guna mempertahankan dukungan internasional terhadap perang tersebut.
Meskipun demikian, AS telah berjanji untuk terus mengirimkan senjata untuk mendukung upaya perang Israel.
Israel Tetap Nge-Gas, Hamas Masih Kuat
Bertentangan dengan kekhawatiran menteri keamanan Israel, Tel Aviv tidak menunjukkan indikasi kalau mereka berencana untuk mengikuti saran AS dan beralih ke fase perang dengan intensitas lebih rendah pada Januari di Gaza.
Laporan Al-Mayadeen pada Selasa (19/12/2023), mengutip narasumber di Jenewa menyebut, pejabat Israel telah mengungkapkan kepada beberapa organisasi afiliasi PBB yang beroperasi di Gaza kalau perang akan berlanjut setidaknya dua bulan lagi dengan intensitas seperti saat ini, dan mungkin bahkan lebih lama lagi.”
Ini bukan pertama kalinya Menteri Keamanan Nasional Israel melontarkan ancaman seperti itu.
Menjelang akhir gencatan senjata tujuh hari pada akhir November silam, Ben Gvir mengancam akan meruntuhkan pemerintahan jika perang melawan milisi perlawanan Palestina di Gaza tidak dilanjutkan.
“Menghentikan perang = pembubaran pemerintah,” pemimpin partai supremasi Yahudi itu memperingatkan di media sosial.
Sementara itu, Israel sejauh ini masih belum mencapai tujuan yang dinyatakannya untuk “membasmi” Hamas.
Pada Kamis (21/12/2023), puluhan roket milisi perlawanan Palestina menghantam Tel Aviv, menunjukkan kalau kemampuan militer Brigade Qassam dan kelompok lain yang bertempur di Gaza masih utuh setelah perang selama 75 hari.
(oln/TC/*)