Hizbullah Serang Gereja, 9 Tentara Israel Terluka saat Selamatkan Warga Sipil Lanjut Usia
Organisasi politik dan paramiliter kelompok Syiah Lebanon, Hizbullah melancarkan serangan terhadap sebuah gereja pada Selasa (26/12/2023).
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Organisasi politik dan paramiliter kelompok Syiah Lebanon, Hizbullah melancarkan serangan terhadap sebuah gereja pada Selasa (26/12/2023).
Serangan tersebut melukai seorang warga sipil berusia 80-an yang berada di dekat Gereja Ortodoks Yunani St Mary di Iqrit.
Dikutip dari Times of Israel, sembilan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan satu tentara menderita luka serius ketika menyelamatkan seorang warga sipil lanjut usia dari serangan rudal anti-tank tersebut.
Hizbullah mengklaim telah menargetkan posisi IDF di dekat Shomera, tapi proyektil tersebut malah mengenai desa kosong, yang awalnya dihuni oleh komunitas Kristen Palestina.
Baca juga: Tolak Perintah Perang, Pemuda Israel Dijatuhi Hukuman Sebulan Penjara
Ketika pasukan tiba di lokasi kejadian untuk mengevakuasi orang yang terluka, Hizbullah menembakkan rudal tambahan, yang akhirnya melukai sembilan tentara tersebut.
Satu orang dinyatakan dalam kondisi serius, sedangkan delapan lainnya dalam kondisi ringan hingga sedang.
Radio Angkatan Darat Israel mengumumkan bahwa "sebuah drone buatan Iran dicegat di Mediterania di lepas pantai Beirut, diluncurkan dari Irak."
Pensiunan brigadir jenderal angkatan darat Lebanon, Bassam Yassin mengesampingkan kemungkinan drone tersebut diterbangkan di wilayah udara Lebanon.
"Jika drone melintasi wilayah udara Lebanon, akan memakan waktu lebih lama," kata Yassin kepada Arab News.
Baca juga: Terkuak, Yahya Sinwar Sudah Beri Tahu Hizbullah Setengah Jam sebelum Hamas Serang Israel
"Rute yang lebih pendek dan logis adalah melalui Suriah, Yordania, dan kemudian Palestina," terangnya.
Menurutnya, drone yang dibicarakan Israel berasal dari tentara Irak atau Pasukan Mobilisasi Populer. Tidak ada kelompok lain yang memiliki drone seperti itu.
Sebab, kalau drone melintasi wilayah udara Eropa, misalnya, mereka mengganggu lalu lintas udara.
Sebagaimana diketahui, Lebanon telah menghadapi campur tangan Israel dalam hal navigasi maritim dan udara GPS sejak konflik dimulai dengan Hizbullah.
Namun, Lebanon memiliki sistem alternatif dan tidak perlu khawatir tentang keselamatan penerbangan.