Perang Gaza, Apakah Hamas Menang Lawan Israel? Ini 15 Prestasi Brigade Al Qassam Menurut Analis
Mengenai perang Gaza yang sudah memasuki hari ke-85, Marra mengajukan pertanyaan kunci: “Apakah Hamas menang lawan Tentara Israel?”
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Perang Gaza, Apakah Hamas Menang Lawan Israel? Ini 15 Prestasi Brigade Al-Qassam Menurut Analis
TRIBUNNEWS.COM - Raafat Marra, seorang pengamat dan analis politik Palestina, berpendapat kalau dalam menilai hasil suatu pertempuran (perang) akan sangat bergantung pada tujuan yang ditetapkan oleh masing-masing pihak dalam visi strategisnya, bukan pada metode yang digunakan.
Mengenai perang Gaza yang sudah memasuki hari ke-85, Marra mengajukan pertanyaan kunci: “Apakah Hamas menang lawan Tentara Israel?”
Meski mengakui adanya beragam perspektif mengenai keberhasilan kelompok perlawanan, Marra menekankan kalau jawaban belum bisa disimpulkan.
Baca juga: Lima Ledakan Bom di Ladang Ranjau Brigade Al-Qassam Hancurkan Pasukan Infanteri IDF Israel
"Memberikan jawaban pasti masih terlalu dini karena sifat konflik yang sedang berlangsung, seperti dilansir Quds Press dan dikutip JT, Sabtu (30/12/2023).
Marra secara khusus menyoroti Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, yang visi strategisnya mencakup perlawanan terhadap tentara pendudukan Israel, mempertahankan perlawanan, dan melemahkan penjajah (Israel) hingga mencapai pembebasan menyeluruh (wilayah dan tahanan Palestina di penjara Israel), dan pembangunan negara.
Dalam sebuah wawancara dengan Quds Press, Marra menggarisbawahi pentingnya operasi Banjir Al-Aqsa pada tanggal 7 Oktober 2023.
Menurutnya, Operasi militer Hamas itu sebagai serangan penting terhadap entitas pendudukan Israel.
Baginya, Operasi Banjir Al Aqsa sukses mencapai target strategis seperti menggoyahkan fondasi Israel dan mengikis kepercayaan publik Israel terhadap kemampuan perlindungan oleh pemerintahannya.
Target IDF Gagal Tercapai
Di sisi lain, Marra merinci tindakan agresif tentara pendudukan Israel (IDF) di Gaza.
Dia menguraikan target yang ingin dicapai IDF seperti melenyapkan Hamas, memulangkan tawanan Israel, dan membentuk kembali wilayah Gaza tanpa Hamas.
"Meskipun menggunakan kekuatan militer yang besar, tentara pendudukan Israel gagal mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga menandai kemunduran strategis yang signifikan," katanya.
Marra menunjukkan tanda-tanda kegagalan Israel, termasuk perbedaan pendapat internal dalam entitas pemerintah pendudukan Israel, menurunnya dukungan masyarakat terhadap tim penguasa, dan seruan pengunduran diri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Selain itu, ia menyebutkan faktor suara-suara internasional yang mempertanyakan kelayakan untuk memberantas Hamas dan menganjurkan negosiasi sebagai kemunduran dari Israel dalam upaya mencapai tujuannya.