Jepang Cabut Semua Peringatan Tsunami, PM Fumio Kishida akan Bangun Jalur Laut
Badan meteorologi Jepang telah mencabut semua peringatan tsunami di sepanjang Laut Jepang pada hari ini, Selasa (2/1/2023).
Penulis: Widya Lisfianti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Badan meteorologi Jepang telah mencabut semua peringatan tsunami di sepanjang Laut Jepang pada hari ini, Selasa (2/1/2023) setelah gempa berkekuatan 7,6 skala Richter yang terjadi pada hari Senin, (1/1/2024).
Sebelumnya, pihak berwenang telah memperingatkan gelombang bisa mencapai ketinggian 5 meter di Noto, sesaat setelah gempa terjadi pada Senin siang.
Mereka juga telah mengeluarkan peringatan tsunami untuk prefektur tetangga Niigata dan Toyama, memperingatkan bahwa gelombang di sana bisa mencapai ketinggian 3m.
Kemudian pada Senin petang, Jepang telah menurunkan tingkat 'peringatan tsunami besar' untuk wilayah Noto menjadi “peringatan tsunami” yang lebih rendah, dikutip dari BBC.
Jepang pada Selasa (2/1/2023) berjuang untuk menilai tingkat kerusakan akibat gempa bumi yang melanda pantai baratnya, menewaskan sedikitnya selusin orang, menghancurkan bangunan dan jalan-jalan utama, dan memutus aliran listrik di sebagian besar rumah dalam suhu beku.
Ribuan personel militer, pemadam kebakaran, dan polisi dari seluruh negeri telah dikirim ke daerah yang paling parah terkena dampaknya di semenanjung Noto yang relatif terpencil di prefektur Ishikawa.
Baca juga: Reaktor Nuklir Jepang Dinyatakan Aman Pasca Gempa Disusul Tsunami
Namun, upaya penyelamatan terhambat oleh jalan-jalan yang rusak parah dan diblokir, serta salah satu bandara di kawasan tersebut terpaksa ditutup karena landasan pacu retak.
Banyak layanan kereta api, feri dan penerbangan ke wilayah tersebut juga telah ditangguhkan.
"Pencarian dan penyelamatan mereka yang terkena dampak gempa adalah perjuangan melawan waktu," kata Perdana Menteri Fumio Kishida dalam pertemuan darurat bencana pada hari Selasa (2/1/2023), dikutip dari Reuters.
Kishida mengatakan tim penyelamat merasa sangat sulit mencapai ujung utara semenanjung Noto karena jalan-jalan yang rusak, dan survei helikopter telah menemukan banyak kebakaran dan kerusakan luas pada bangunan dan infrastruktur.
Media lokal melaporkan lebih dari selusin kematian telah dikonfirmasi sejauh ini, terutama di kota Wajima yang terkena dampak paling parah di dekat pusat gempa di mana kebakaran besar terjadi pada hari Senin.
Terkini, dilaporkan 13 orang tewas di prefektur Ishikawa, di pantai barat laut Jepang, yang merupakan pusat gempa pada hari Senin.
Sekitar 1.000 anggota Pasukan Bela Diri Jepang atau SDF – yang setara dengan tentara – berada di tengah upaya pencarian dan penyelamatan di daerah yang dilanda gempa, kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida.
Dengan dicabutnya peringatan tsunami, Kishida menambahkan, mereka sekarang akan mencoba membangun jalur laut untuk mencapai bagian terpencil di semenanjung Noto utara, tempat gempa terjadi.
(Tribunnews.com, Widya)