Kondisi Ishikawa Jepang Pasca Gempa, Distribusi Bantuan Terkendala Akses, Warga Antre Beli Makanan
Meskipun pasokan bantuan telah tiba di balai kota dari luar prefektur, ada beberapa daerah yang tidak dapat dijangkau karena kurangnya tenaga.
Editor: Dewi Agustina
"Karena terbatasnya jumlah staf, kami tidak dapat mengangkut perbekalan. Kami ingin meminta kerja sama Anda dalam mengangkut perbekalan bantuan," kata wali kota.
Selain itu, Balai Kota mulai membagikan air minum dalam kemasan dan warga terus berdatangan untuk mengambilnya.
"Awalnya saya berada di pusat evakuasi, namun saya kembali karena khawatir dengan rumah saya. Ini sangat membantu karena supermarket dan tempat lain kehabisan stok," kata penerima bantuan.
Okawahama, Kota Wajima muncul sebuah kapal yang memuat peralatan konstruksi berat dan kendaraan mendarat dari laut pagi ini.
Tepat setelah pukul 09.30 di Pantai Okawa di Kota Wajima, dua kapal hovercraft Pasukan Bela Diri Maritim mendarat di pantai dari laut.
Setiap kapal dimuat dengan peralatan konstruksi berat dan kendaraan seperti ekskavator.
Mereka dipandu oleh beberapa anggota Pasukan Bela Diri saat bergerak menuju pantai.
Menurut Kementerian Pertahanan Jepang, pekerjaan kemudian akan dilakukan untuk membersihkan rintangan di Rute 6 Prefektur, yang membentang dari pantai hingga pegunungan, agar dapat dilalui.
Di Kawai-cho, Kota Wajima, di mana sejumlah besar rumah hancur dan jalan retak, terjadi kerusakan parah.
Sekitar 20 petugas polisi dari Prefektur Kyoto berada di sana untuk membantu, menggunakan linggis dan peralatan lainnya untuk memindahkan kayu dari rumah yang runtuh.
Mereka tampak sedang memeriksa untuk melihat apakah ada yang tertinggal selama proses penghapusan.
Sekitar 200 rumah hancur akibat bencana alam Ishikawa dan 73 orang meninggal dunia serta 360 orang lebih korban luka-luka berat.
Antrean di Jalur Apotek Kota Suzu
Di Kota Suzu, yang mengalami kerusakan parah akibat gempa bumi baru-baru ini, masyarakat mengunjungi beberapa toko yang masih buka untuk membeli makanan dan perbekalan.
Di antaranya, sebuah toko obat di Kota Nonoe di pusat kota memiliki antrean lebih dari 50 meter sebelum dibuka pada jam 9 pagi.