Menlu Retno: Indonesia akan Selalu Berjuang untuk Kemerdekaan Palestina, Kecam Standar Ganda Barat
Menteri Luar Negari Indonesia, Retno Marsudi akan berbicara pada audiensi publik International Court of Justice (ICJ) bulan depan.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Muhammad Barir
Dia juga menyoroti bagaimana Dewan Keamanan PBB tidak mampu menghentikan genosida yang sedang berlangsung di Gaza, mengacu pada kegagalan Dewan Keamanan PBB dalam mengadopsi resolusi yang menyerukan gencatan senjata pada bulan lalu setelah diveto oleh AS.
Baca juga: Menlu Retno Sindir AS-Barat Punya Standar Ganda soal HAM: Kerap Dikte RI, Biarkan Israel Serang Gaza
Berbicara dari Gedung Merdeka di Bandung, Jawa Barat, Marsudi menegaskan, venue tersebut merupakan pengingat akan hutang Indonesia terhadap Palestina.
Bangunan ini merupakan museum memperingati Konferensi Asia Afrika tahun 1955 yang bertujuan menentang kolonialisme dan akhirnya melahirkan Gerakan Non-Blok.
Dari lebih dari dua lusin negara yang berpartisipasi, Palestina adalah satu-satunya negara yang belum memperoleh kemerdekaannya.
“Bangunan ini merupakan pengingat akan hutang yang belum kita bayar, yaitu kemerdekaan Palestina,” ujarnya. “Indonesia akan selalu berjuang untuk Palestina.”
Heran Dewan Keamanan PBB Tak Mampu Membendung Genosida
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengaku heran dengan sikap dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang tidak mampu membendung genosida dari Israel terhadap penduduk Palestina di Gaza dan Tepi Barat.
Di mana lanjutnya, menjelang tutup tahun 2023, lebih dari 21 ribu orang Palestina kehilangan nyawanya di Gaza akibat kekejaman Israel. Sebanyak 70 persen diantaranya adalah anak-anak dan perempuan.
Fasilitas publik juga dihancurkan Israel, termasuk Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara yang merupakan kontribusi rakyat Indonesia.
Hal ini disampaikan Retno dalam acara 'Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri Tahun 2024, yang disiarkan daring dari Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Senin (8/1/2024).
"Dewan Keamanan PBB tidak mampu menghentikan genosida yang berlangsung di Gaza. Kekejaman Israel tidak hanya terjadi di Gaza namun juga di Tepi Barat," kata Retno.
Retno juga heran atas sikap adanya double standard dari sejumlah negara di dunia, khususnya negara 'The Global North' yang meliputi negara kawasan Eropa, Rusia, Amerika Serikat, Kanada, negara-negara kawasan Teluk Arab, dan beberapa negara di kawasan Asia.
Negara 'Global North' tersebut dinilai Retno mendadak diam dan hanya menyaksikan pelanggaran kemanusiaan oleh Israel di Gaza dan Tepi Barat.
"Kasus Palestina menunjukkan double standard sejumlah negara di dunia, terutama “the Global North”. Sejumlah negara “the Global North” mendadak diam menyaksikan pelanggaran kemanusiaan," katanya.
Padahal kata Retno, mereka semua sering memberikan 'kuliah' soal HAM dalam forum-forum internasional.