Di Sidang Mahkamah Internasional Netanyahu Tetap Sombong, Tak Ada yang Bisa Hentikan Israel
PM Israel menegaskan peperangan melawan Hamas akan dilanjutkan hingga zionis memperoleh kemenangan.
Editor: Hendra Gunawan
Negara-negara yang menandatangani perjanjian ini mempunyai hak kolektif untuk mencegah dan menghentikan kejahatan tersebut.
Nodai Kemanusiaan
Sementara itu Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pada hari Sabtu bahwa perang Gaza “menodai kemanusiaan” menjelang hari ke-100 perang tersebut ketika Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggandakan janjinya untuk mengalahkan Hamas.
Konflik yang menghancurkan ini telah memicu krisis kemanusiaan di Gaza dan kekhawatiran akan eskalasi regional semakin meningkat setelah pasukan AS dan Inggris menyerang pemberontak Houthi pro-Hamas di Yaman pada hari Jumat menyusul serangan terhadap kapal-kapal Laut Merah.
Perang tersebut dipicu pada 7 Oktober ketika militan Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Jalur Gaza yang mengakibatkan sekitar 1.140 kematian di Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi.
Hamas, yang dianggap sebagai kelompok “teroris” oleh Amerika Serikat dan Uni Eropa, juga menyandera sekitar 250 sandera, 132 di antaranya menurut Israel masih berada di Gaza, termasuk setidaknya 25 orang yang diyakini telah terbunuh.
Israel bersumpah untuk menghancurkan penguasa Islam di Gaza dan melancarkan pemboman tanpa henti yang telah menewaskan sedikitnya 23.843 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, menurut jumlah korban terbaru dari kementerian kesehatan wilayah tersebut.
Pengepungan Israel telah memicu kekurangan makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar di Gaza, dimana sistem kesehatan sedang runtuh.
Saat mengunjungi Jalur Gaza, kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina, Philippe Lazzarini, mengatakan “kematian besar, kehancuran, pengungsian, kelaparan, kehilangan dan kesedihan dalam 100 hari terakhir menodai kemanusiaan kita bersama.”
Seluruh generasi anak-anak di Gaza sedang “trauma,” penyakit menyebar dan waktu “berdetak cepat menuju kelaparan,” dia memperingatkan.