Lai Menang di Pemilu Taiwan, Sikap RI Tetap Konsisten pada Kebijakan Satu China
Jubir Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI) Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, Indonesia mengamati secara seksama perkembangan di Taiwan.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia memastikan tetap konsisten pada kebijakan Aatu China atau One China Policy.
Hal ini merespons terpilihnya Lai Ching-te dalam pemilihan Presiden Taiwan. Lai Ching-te yang diusung Partai Progresif Demokratik (DPP) menang di pemilu Taiwan, Sabtu (13/1/2024).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu RI) Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, Indonesia mengamati secara seksama perkembangan di Taiwan.
"Indonesia terus konsisten menghormati Kebijakan satu China (One China Policy)," tutur dia di Jakarta, Minggu (14/1/2024).
Diketahui Indonesia tidak mengakui Taiwan sebagai negara.
Di Taiwan, Indonesia memiliki perwakilan dengan status Kamar Dagang bukan Kedutaan Besar RI atau KBRI layaknya di negara seperti Amerika Serikat, Inggris, maupun China.
Selain Indonesia, banyak negara yang juga tidak mengakui Taiwan sebagai negara misalnya Amerika Serikat.
Meski demikian, negara Paman Sam itu melalui Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengucapkan selamat atas terpilihnya pemimpin baru di Taiwan.
China pun menilai sikap Amerika Serikat itu melanggar kebijakan One China Policy.
Diketahui, kebijakan Satu China adalah kebijakan yang diakui oleh AS pada tahun 1979 yakni hanya ada satu negara bernama China.
Artinya kebijakan ini menyatakan bahwa pemerintahan yang sah hanyalah Republik Rakyat China. Sementara Taiwan tidak dapat disebut sebagai negara.
Dalam pandangan China, Taiwan adalah provinsi yang bersikeras memisahkan diri dari RRC.
Taiwan memiliki penduduk sekira 23 juta orang yang telah menjalankan pemerintah yang demokratis dan menolak klaim dari RCC.