Golriz Ghahraman Mundur dari Anggota Parlemen Selandia Baru, Kesandung Tuduhan Mengutil Pakaian
Anggota Parlemen dari Partai Hijau Selandia baru, Golriz Ghahraman, menyusul tuduhan mengutil dari toko pakaian kelas atas.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Parlemen dari Partai Hijau Selandia Baru, Golriz Ghahraman mundur dari jabatan sebagai anggota Parlemen.
Hal ini menyusul tuduhan dirinya mengutil dari toko pakaian kelas atas.
Golriz Ghahraman adalah pengungsi Iran yang pertama menjadi anggota parlemen Selandia baru.
Selain anggota Parlemen, Golriz Ghahraman juga menjabat sebagai juru bicara kehakiman.
Wanita itu mengaku bertanggung jawab penuh atas tindakannya.
Ia kini berada di bawah penyelidikan oleh polisi, lapor NZHerald.
Dalam pernyataan yang dibagikan pada Selasa (16/1/2024), ia menjelaskan bahwa kondisinya yang tidak sehat setelah menjalani evaluasi medis dan berdiskusi dengan ahli kesehatan mental.
"Perilaku saya baru-baru ini konsisten dengan kejadian baru-baru ini yang menimbulkan respons stres ekstrem, dan berkaitan dengan trauma yang sebelumnya tidak saya sadari," katanya.
"Dengan mengingat hal itu, saya tidak ingin bersembunyi di balik masalah kesehatan mental saya dan saya bertanggung jawab penuh atas tindakan saya yang sangat saya sesali."
"Jelas bagi saya bahwa kesehatan mental saya terpengaruh oleh tekanan yang berkaitan dengan pekerjaan saya," urai Golriz Ghahraman, dikutip dari The Guardian.
"Hal ini membuat saya bertindak dengan cara yang benar-benar di luar karakter. Saya tidak mencoba memaafkan tindakan saya, namun saya ingin menjelaskannya," lanjutnya.
Golriz Ghahraman mengakui bahwa masyarakat berhak melihat perilaku bijak dari wakil-wakil yang mereka pilih.
Setelah mundur dari posisinya, Golriz Ghahraman mengaku akan fokus pada pengobatannya dan mencari cara untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih positif.
Baca juga: Mantan PM Selandia Baru Jacinda Ardern Akhirnya Menikah, Sempat Batalkan Pernikahan karena Pandemi
Anggota parlemen yang juga merupakan mantan pengacara hak asasi manusia itu mengatakan, tindakannya bukanlah perilaku yang bisa dijelaskan.
Golriz Ghahraman mengaku gagal memenuhi standar yang diharapkan dari para politisi dan membutuhkan waktu untuk mengatasi kesehatan mentalnya.
"Saya gagal. Saya minta maaf," ucapnya.
Toko Merek Mewah di Auckland
Tuduhan mengutil yang dilayangkan terhadapnya pertama kali diberitakan oleh Newstalk ZB Plus pada 10 Januari 2024.
Golriz Ghahraman diduda mengutil koleksi musim terbaru dari Scotties Boutique, toko yang mengkhususkan diri pada merek-merek mewah di Ponsonby, pinggiran kota Auckland.
Awalnya, polisi mengonfirmasi bahwa mereka sedang menyelidiki tuduhan tersebut tetapi mengaku tidak dapat mengkonfirmasi identitas individu.
Golriz Ghahraman berterima kasih kepada Scotties Boutique "atas kebaikan dan empati" yang telah ditunjukkannya selama ini.
Sepak Terjang Golriz Ghahraman
Golriz Ghahraman sempat membanggakan apa yang telah dicapai di parlemen, termasuk kerja advokasinya mengenai hak asasi manusia dan urusan luar negeri, dan kampanye seputar undang-undang pemilu yang mengatur donasi dan pemungutan suara di luar negeri.
Pada 2019, Golriz Ghahraman ditugaskan sebagai pengawal keamanan menyusul serangkaian ancaman pembunuhan.
"Jika Anda hidup dengan tingkat ancaman seperti itu, dalam situasi yang sudah cukup menegangkan, maka akan ada konsekuensinya," kata Wakil Ketua Partai Hijau James Shaw.
"Kami sangat menyesal melihat Nona Golriz Ghahraman pergi dalam keadaan seperti ini dan kami mendoakan yang terbaik untuknya di masa depan," kata Partai Hijau.
Pada 2017, Golriz Ghahraman membuat sejarah dengan menjadi pengungsi pertama yang terpilih menjadi anggota parlemen di Selandia Baru, setelah mencari suaka dari Iran setelah perang Iran-Irak.
Baca juga: Selandia Baru Larang Penggunaan Ponsel di Sekolah Mulai Januari 2024
Pengacara hak asasi manusia ini antara lain menjabat sebagai juru bicara Partai Hijau untuk bidang keadilan, perdagangan, dan urusan luar negeri.
Sebelum terjun ke dunia politik, Golriz Ghahraman bekerja sebagai pengacara kriminal dan hak asasi manusia, termasuk di pengadilan PBB di Rwanda, Kamboja, dan Den Haag.
Pada 2020, Golriz Ghahraman mengungkapkan bahwa dia menderita multiple sclerosis, setelah didiagnosis menderita kondisi tersebut saat menjadi anggota parlemen.
(Tribunnewscom, Andari Wulan Nugrahani)