PM Kurdistan Irak, Masrour Barzani Meminta Pasukan AS untuk Tetap Berada di Irak, Ini Alasannya
Perdana Menteri Kurdistan Irak meminta pasukan AS untuk tetap berada di Irak. Masrour Barzani membuat pernyataan tersebut menyusul pemboman Iran.
Penulis: Muhammad Barir
Falcon Group juga diduga membantu penjualan minyak Kurdi ke Israel melalui Turkiye.
Serangan hari Senin ini mirip dengan serangan Iran di Erbil pada tahun 2022. Salah satu bangunan yang menjadi sasaran serangan itu adalah sebuah vila milik CEO grup KAR perusahaan minyak Kurdi Irak, Sheikh Baz Karim Barzinji, yang diduga memiliki hubungan dengan Mossad dan tinggal di lingkungan yang padat penduduk. kompleks yang dibentengi tempat serangan drone diluncurkan.
Irak Masih Sangat Rentan
Serangan Erbil menunjukkan kekuatan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat masih dibutuhkan kata PM Barzani
Perdana Menteri Wilayah Kurdistan Masrour Barzani pada hari Selasa mengatakan bahwa serangan rudal mematikan Iran di Erbil malam sebelumnya merupakan indikasi bahwa Irak dan Wilayah tersebut masih sangat rentan terhadap serangan teroris dan oleh karena itu masih membutuhkan bantuan dari koalisi pimpinan Amerika Serikat. kekuatan.
Saat menghadiri Forum Ekonomi Dunia 2024 di Davos, Barzani mengutuk serangan tidak dapat dibenarkan yang dilakukan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran yang melanda provinsi Erbil pada Senin malam, menewaskan sedikitnya empat warga negara.
“Serangan dan permusuhan terhadap Wilayah Kurdistan ini tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan. Kami di Wilayah Kurdistan telah melakukan semua yang kami bisa untuk memberikan lebih banyak layanan bagi rakyat kami dan mengembangkan hubungan kami dengan negara-negara tetangga secara damai,” kata Barzani dalam konferensi pers.
Serangan mematikan di Erbil pada hari Senin dikutuk secara luas oleh para pejabat dan pihak berwenang Kurdi dan Irak, termasuk Kementerian Luar Negeri Irak yang mengatakan bahwa Baghdad akan mengambil tindakan hukum dan mengajukan keluhan kepada Dewan Keamanan PBB mengenai serangan tersebut.
Barzani memuji sikap pemerintah federal Irak yang patut dipuji dan meminta komunitas internasional untuk membantu mengakhiri serangan tersebut.
“Kami berharap pemerintah federal di Irak dan masyarakat internasional akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menghentikan terulangnya serangan ini di masa depan,” kata perdana menteri Kurdi.
Pada Senin dini hari, IRGC menembakkan 10 rudal balistik ke arah ibu kota Wilayah Kurdistan, Erbil, dengan dalih menargetkan markas mata-mata kelompok anti-Iran.
Setidaknya lima rudal menargetkan kediaman Peshraw Dizayee, seorang pengusaha Kurdi terkenal. Dizayee dan putrinya yang berusia 11 bulan tewas akibat serangan itu. Dua warga sipil lainnya juga tewas dan 17 lainnya luka-luka.
Berdasarkan arahan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia’ al-Sudani, delegasi keamanan tingkat tinggi yang dipimpin oleh Penasihat Keamanan Nasional Qasim al-Araji berangkat ke Erbil pada Selasa pagi untuk menilai dampak pemboman Iran.
Menanggapi pertanyaan wartawan tentang sikap Erbil terhadap seruan pemerintah federal Irak untuk mengusir koalisi internasional melawan Negara Islam (ISIS), Barzani mengatakan bahwa serangan hari Senin ini menunjukkan bahwa negara tersebut masih membutuhkan dukungan internasional.
“Kami tidak berpikir bahwa terorisme telah berakhir, dan kejadian tadi malam merupakan indikasi bahwa ketidakstabilan di kawasan masih sangat dipertaruhkan dan bahwa kita memerlukan kerja sama dan dukungan internasional untuk menciptakan stabilitas yang lebih baik di Irak dan kawasan secara keseluruhan" kata dia.