PM Kurdistan Irak, Masrour Barzani Meminta Pasukan AS untuk Tetap Berada di Irak, Ini Alasannya
Perdana Menteri Kurdistan Irak meminta pasukan AS untuk tetap berada di Irak. Masrour Barzani membuat pernyataan tersebut menyusul pemboman Iran.
Penulis: Muhammad Barir
PM Kurdistan Irak, Masrour Barzani Meminta Pasukan AS untuk Tetap berada di Irak, Ini Alasannya
TRIBUNNEWS.COM- Perdana Menteri Kurdistan Irak meminta pasukan AS untuk tetap berada di Irak. Masrour Barzani membuat pernyataan tersebut menyusul pemboman Iran terhadap dugaan sasaran Markas Mossad, Intelijen Israel di Erbil.
Perdana Menteri wilayah Kurdi Irak, Masrour Barzani, mengatakan bahwa serangan rudal balistik Iran di Erbil pada malam tanggal 15 Januari merupakan indikasi bahwa Irak masih rentan terhadap "terorisme" dan oleh karena itu masih membutuhkan kehadiran AS untuk memimpin pasukan koalisi.
Pasukan AS dan sekutu telah berada di Irak sejak 2014 dengan dalih memerangi ISIS. Namun, badan-badan intelijen AS dan sekutunya menyambut baik pertumbuhan ISIS untuk mengacaukan pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah dan Nuri al-Maliki di Irak.
Pada 10 Januari, Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani mengatakan dia menginginkan negosiasi keluarnya pasukan militer pimpinan AS dari Irak dengan cepat dan tertib karena ancaman dari ISIS tidak lagi signifikan.
Dia menggambarkan kehadiran militer AS sebagai hal yang mengganggu stabilitas setelah serangan AS menargetkan komandan Pasukan Mobilisasi Populer (PMU) di Bagdad.
Pada Senin dini hari, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran menembakkan sepuluh rudal balistik ke ibu kota Wilayah Kurdistan, Erbil, menargetkan markas mata-mata Mossad.
Baca juga: Penampakan Markas Mossad di Erbil Irak Jadi Puing, Dihajar 24 Rudal Balistik Iran
Saat menghadiri Forum Ekonomi Dunia 2024 di Davos, Barzani mengutuk serangan tidak dapat dibenarkan yang dilakukan IRGC, yang menewaskan sedikitnya empat orang.
“Serangan dan permusuhan terhadap Wilayah Kurdistan ini tidak beralasan dan tidak dapat dibenarkan. Kami di Wilayah Kurdistan telah melakukan semua yang kami bisa untuk memberikan lebih banyak layanan bagi rakyat kami dan mengembangkan hubungan kami dengan negara-negara tetangga secara damai,” kata Barzani dalam sebuah pernyataan. penekan.
“Kami tidak berpikir bahwa terorisme telah berakhir, dan kejadian tadi malam merupakan indikasi bahwa ketidakstabilan di kawasan masih sangat dipertaruhkan dan bahwa kita memerlukan kerja sama dan dukungan internasional untuk menciptakan stabilitas yang lebih baik di Irak dan kawasan secara keseluruhan" kata dia menambahkan.
Serangan tersebut menargetkan vila Peshraw Dizayee, seorang pengusaha Kurdi terkenal. Dizayee dan putrinya yang berusia 11 bulan tewas akibat serangan itu. Dua warga sipil lainnya juga tewas, dan 17 lainnya luka-luka.
Dizayee menjadi terkenal karena menyelesaikan proyek konstruksi Empire World di Erbil, rumah bagi banyak bangunan perumahan bertingkat tinggi.
Melalui perusahaannya, Falcon Group, pengusaha Irak ini beroperasi di berbagai sektor, termasuk konstruksi, minyak, gas alam, teknologi, pertanian, kosmetik, dan keamanan.
Nama Dizayee juga dikaitkan dengan Proyek Jalan Pembangunan, yang berupaya menghubungkan Irak ke Eropa melalui Turkiye.