Petani di Pemukiman Utara Takut Serangan Hizbullah, Pertanian Israel Hancur: Rugi Rp 2 Triliun
Hal itu diperparah oleh meningkatnya jumlah pengungsi dari pemukiman Israel di dekat perbatasan Lebanon yang membuat aktivitas ekonomi terhenti.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Intensitas pertempuran dilaporkan menyebabkan ribuan dari mereka meninggalkan rumah mereka karena takut akan serangan Hizbullah.
“Ini bukan zona perang resmi. Namun ledakan artileri Israel dan rudal Hizbullah bergema di pegunungan yang dipenuhi bebatuan hampir setiap hari,” tulis laporan itu.
David Shtift, seorang pemukim Israel di Kibbutz (pemukiman/desa) Eilon, mengatakan, "Apa yang terjadi di selatan [yaitu di Gaza] persis seperti yang kami katakan bisa terjadi di sini [di Palestina utara], dan masih bisa terjadi."
"Itu nyata," kata Shtift.
Baca juga: Ancam Lebanon, Utusan AS: Belajarlah dari Gaza, Singkirkan Hizbullah dari Perbatasan Israel
Laporan tersebut mengklaim bahwa setidaknya 70.000 pemukim Israel telah meninggalkan permukiman di wilayah utara setelah operasi Perlawanan Hizbullah, sehingga mengubah wilayah tersebut menjadi zona militer tertutup.
Disebutkan bahwa beberapa batalyon Israel yang terdiri dari ribuan tentara telah dikerahkan di sana.
Menurut Wahington Post, pembunuhan Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Saleh al-Arouri, di Beirut oleh Israel "meningkatkan ketakutan di wilayah tersebut bahwa pertempuran di sepanjang perbatasan yang bergejolak ini dapat meledak menjadi perang habis-habisan."
Laporan tersebut mencatat bahwa “Israel” menganggap Hizbullah “sebagai tentara yang memadai dengan pelatihan canggih dan persenjataan sekitar 150.000 rudal,” dan menambahkan bahwa banyak pemukim Israel khawatir bahwa pemerintah Israel, sekali lagi, meremehkan ancaman mematikan tersebut.
Baca juga: Ancaman Hizbullah Bukan Isapan Jempol, Keamanan Israel: 1.500 Roket Bakal Hantam Tel Aviv Tiap Hari
(oln/almydn/Ynet/WP/*)