AS Ubah Strategi Lawan Houthi, Tidak Lagi Sekedar Mencegat Rudal
Pasukan AS yang beroperasi di dekat Yaman sedang mengubah strategi dan kini menghancurkan ancaman Houthi sebelum mereka melancarkan serangan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
Terlepas dari bagaimana hal ini terjadi, ini merupakan perubahan penting soal cara AS dan sekutunya menangani Houthi selama beberapa bulan terakhir.
Serangan Houthi, yang dilakukan sebagai respons langsung terhadap perang Israel-Hamas, telah memaksa operasi pelayaran global untuk mengubah rute kapal, sehingga meningkatkan biaya dan waktu.
AS mengambil langkah sejak pertengahan Desember lalu untuk memulihkan navigasi di wilayah tersebut melalui aksi koalisi, namun serangan Houthi terus berlanjut.
Pada awal Januari, AS dan belasan sekutunya mengeluarkan pernyataan yang mengutuk Houthi dan menuntut segera diakhirinya serangan mereka.
Pernyataan tersebut mengatakan bahwa Houthi akan memikul tanggung jawab atas konsekuensinya jika mereka terus mengancam kehidupan, perekonomian global, dan arus bebas perdagangan di perairan penting di kawasan ini.
Tak lama setelah itu, Houthi melancarkan serangan terbesar yang pernah mereka lakukan.
Menurut CENTCOM, serangan itu mencakup 18 drone serang satu arah, dua rudal jelajah antikapal, dan satu rudal balistik antikapal.
Para pejabat Barat terus memperingatkan terhadap serangan tersebut hingga Kamis lalu, ketika AS dan Inggris melakukan serangan luas yang menargetkan puluhan aset Houthi di seluruh Yaman, termasuk stasiun radar, penyimpanan senjata, lokasi peluncuran, komando, dan fasilitas produksi.
Sejak pekan lalu, AS telah melakukan lima serangan langsung terhadap Houthi.
Dan seperti yang dikatakan Biden, serangan diperkirakan akan terus berlanjut.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.