Ada Mossad dan CIA, Bos-bos Intelijen Kumpul di Prancis Bahas Situasi Gaza
Pertemuan tersebut terjadi di tengah diskusi intensif mengenai parameter kesepakatan baru, yang akan mempertemukan pembebasan sandera
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Agave Boniarce Veva Situmorang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bill Burns, Direktur CIA, diperkirakan akan bertemu dengan para pejabat dari Israel, Mesir, dan Qatar untuk membahas mengenai kesepakatan yang menjamin pembebasan sandera oleh Hamas.
Pertemuan tersebut terjadi di tengah diskusi intensif mengenai parameter kesepakatan baru, yang akan mempertemukan pembebasan sandera dengan penghentian pertempuran di Gaza.
Baca juga: Jokowi Larang Kapal Israel Masuk Perairan Indonesia
Lebih lanjut, Burns diperkirakan akan bertemu di Prancis dengan kepala Badan Intelijen Mossad Israel, David Barnea, dan perdana menteri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al Thani. Kepala intelijen Mesir, Abbas Kamel, juga akan ikut berpartisipasi.
Ketika ditanya mengenai informasi lanjutan terkait pertemuan tersebut, CIA menolak memberitahu jadwal perjalanan Burns, yang dirahasiakan. Namun, direktur CIA itu diketahui telah melakukan perjalanan ke Doha dua kali pada bulan November, dan ke Warsawa pada Desember sebagai bagian dari upaya pembebasan sandera Israel yang masih ditahan oleh Hamas.
Sebelumnya pada Minggu (21/1/2024), Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengeluarkan sebuah pernyataan pedas yang mengatakan bahwa Israel menolak persyaratan pembebasan Hamas, karena itu sama saja dengan mengakhiri perang.
Baca juga: Hari Ke-111 Perang Israel-Hamas di Gaza, Al Qudra: Israel Usir Pengungsi dari Khan Yunis
“Hamas menuntut, sebagai imbalan atas pembebasan sandera kami, adalah diakhirinya perang, penarikan pasukan kami dari Gaza, pembebasan para pembunuh dan pemerkosa Nukhba, dan membiarkan Hamas tetap di tempatnya,” terang Netanyahu.
“Saya tidak siap menerima pukulan mematikan terhadap keamanan Israel. Oleh karena itu, kami tidak akan menyetujui hal ini,” tambahnya.
Di sisi lain, pemerintahan Netanyahu hingga saat ini telah menghadapi tekanan politik yang besar dari dalam negeri, terutama dari keluarga para sandera, yang terus berkampanye demi menuntut hak pembebasan orang-orang yang mereka cintai.
Seorang sumber yang mengetahui tentang perundingan pembebasan sandera mengatakan, penolakan Netanyahu ini adalah hambatan besar bagi mereka dalam mencapai kesepakatan.