Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Direktur CIA akan Bertemu Kepala Mossad Israel dan PM Qatar untuk Bahas Pembebasan Sandera

Direktur CIA diperkirakan akan bertemu dengan perunding Israel, Mesir dan Qatar untuk mendorong kesepakatan pembebasan sandera.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Direktur CIA akan Bertemu Kepala Mossad Israel dan PM Qatar untuk Bahas Pembebasan Sandera
Mandel NGAN/GIL COHEN-MAGEN/AFP
Kolase foto Direktur CIA William Burns (kiri) dan Direktur Mossad Israel David Barnea. Direktur CIA diperkirakan akan bertemu dengan perunding Israel, Mesir dan Qatar untuk mendorong kesepakatan pembebasan sandera. 

TRIBUNNEWS.COM - Direktur CIA William Burns akan segera melakukan perjalanan ke Eropa untuk membantu menengahi kesepakatan pembebasan sandera Israel yang masih ditahan di Gaza.

Sumber yang mengetahui masalah tersebut, mengonfirmasi kepada CBS News pada hari Kamis (25/1/2024), The New York Post yang pertama kali melaporkan masalah ini.

William Burns diperkirakan akan bertemu kepala badan intelijen Mossad Israel David Barnea, dan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani di Prancis, kata sumber itu.

Kepala intelijen Mesir Abbas Kamel juga akan ikut.

Keempatnya sudah pernah bertemu dalam perundingan sebelumnya yang bertujuan untuk membebaskan sandera dengan imbalan penghentian perang, yang merupakan tuntutan utama Hamas.

Sekitar 100 orang masih ditahan Hamas sejak operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 lalu.

Enam pria warga negara AS diyakini termasuk di antara mereka yang masih disandera di Gaza.

BERITA REKOMENDASI

CIA menolak mengomentari jadwal perjalanan William Burns karena dirahasiakan.

Kepala CIA, William Burns
Kepala CIA, William Burns (AFP/Al Drago)

Sebelumnya, William Burns melakukan perjalanan ke Doha dua kali pada bulan November dan ke Warsawa pada bulan Desember sebagai bagian dari upaya untuk membebaskan sandera yang tersisa.

Pembicaraan terbaru ini menyusul pertemuan antara koordinator Timur Tengah Dewan Keamanan Nasional Brett McGurk dan pejabat senior Mesir dan Qatar pada bulan ini.

Pertemuan itu merupakan bagian dari dorongan diplomatik Washington dan Doha agar Israel dan Hamas merundingkan kesepakatan.

Baca juga: Bantah Klaim Gedung Putih, CIA Tak Temukan Bukti Houthi Didikte Iran soal Serang Laut Merah

Upaya tersebut, bertepatan dengan dorongan pemerintahan AS Joe Biden agar Israel menghentikan operasi militernya yang intens di Gaza.


Pada hari Minggu (21/1/2024), ketika tersiar kabar mengenai tekanan diplomatik terbaru dari McGurk, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan pedas.

Netanyahu mengatakan bahwa Israel menolak kesepakatan pembebasan tahanan karena Hamas ingin mengakhiri perang.

Pemerintahan Netanyahu telah menghadapi tekanan politik dalam negeri dari keluarga para sandera, yang terus berdemo untuk pembebasan orang-orang yang mereka cintai.

Keyakinan Netanyahu adalah bahwa kekuatan militer Israel pada akhirnya akan membuat Hamas menyerah dan setuju untuk membebaskan para sandera.

Namun, perpecahan dalam kabinet perang Israel baru-baru ini terungkap ke publik.

Mantan jenderal Gadi Eisenkot mengatakan kepada saluran TV Israel bahwa tidak mungkin mengamankan kembalinya para sandera tanpa perjanjian diplomatik.

Sebuah sumber yang mengetahui perundingan mengenai sandera mengatakan penolakan Netanyahu merupakan hambatan untuk mencapai kesepakatan.

Upaya untuk menengahi kesepakatan diplomatik terbaru menemui jalan buntu sejak gencatan senjata sementara pada bulan November yang dipimpin oleh AS dan Qatar.

Kesepakatan itu menghasilkan pembebasan lebih dari 100 sandera dan lebih dari 200 tahanan Palestina.

Ketegangan antara Israel dan Qatar baru-baru ini meningkat setelah bocornya audio yang menunjukkan Netanyahu meremehkan upaya Doha saat melakukan percakapan dengan keluarga sandera Israel.

Update Terkini Perang Israel-Hamas

Sementara itu, dalam perkembangan terbaru perang antara Israel dan Hamas, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan serangan Israel telah menewaskan 200 warga Palestina dalam 24 jam terakhir.

370 orang juga terluka akibat serangan itu, ketika pasukan Israel mengepung rumah sakit Nasser dan Al-Amal di Khan Younis.

Baca juga: Israel Pakai Bom Fosfor Putih ke Lebanon, Drone Hizbullah Balas Hantam Iron Dome

20 orang tewas dan 150 orang terluka ketika tank-tank Israel menembakkan peluru dan peluru tajam ke arah orang-orang di utara Kota Gaza yang mengantri untuk menerima pasokan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan, kata para pejabat kesehatan.

Militer Israel menghancurkan ratusan bangunan di dekat pagar mereka dengan Gaza karena berupaya menciptakan “zona penyangga” yang jelas-jelas bertentangan dengan tuntutan AS.

Korban tewas akibat serangan Israel kemarin terhadap fasilitas UNRWA di Khan Younis meningkat menjadi 13 orang, seiring PBB mengatakan jaminan Israel untuk melindungi warga sipil tidak dipatuhi.

Setidaknya 25.900 orang telah tewas dan 64.110 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas 7 Oktober mencapai 1.139 orang.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas