Agar Tak Memalukan Pemerintah Irak, Kataib Hizbullah Hentikan Operasi Militer Lawan AS
Kataib Hizbullah mengatakan telah menghentikan semua operasi militer terhadap pasukan Amerika Serikat.
Penulis: Nuryanti
Editor: Sri Juliati
Puluhan tentara lainnya terluka dalam serangan terhadap Menara 22, yang terjadi ketika pasukan AS sedang tertidur di tempat tidur mereka.
Kataib Hizbullah, kelompok yang bersekutu dengan Iran, mengaku bertanggung jawab atas serangan pada Minggu (28/1/2024) itu.
AS menyalahkan kelompok-kelompok yang didukung Iran dan belum secara pasti memastikan bahwa Kataib Hizbullah berada di balik serangan tersebut.
Namun, juru bicara Pentagon mengatakan pesawat itu membawa 'jejak kaki' kelompok militan tersebut.
“Tindakan berbicara lebih keras daripada kata-kata,” kata juru bicara Pentagon, Pat Ryder.
“Akan ada konsekuensinya,” tambahnya.
Sementara itu, AS mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan keamanan di Menara 22, tempat sekitar 350 tentara AS ditempatkan dalam misi yang berfokus untuk mengalahkan kelompok ISIS.
Pertahanan udara tambahan sedang dikirim ke pangkalan itu, kata seorang pejabat AS kepada CBS News pada hari Selasa, termasuk sistem yang dirancang untuk mencegat drone.
“Tentu saja semua tanggung jawab mengarah kembali ke Iran,” kata Ketua Komite Intelijen DPR Mike Turner kepada BBC News, yang juga menghubungkan negara tersebut dengan serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah.
“Hal ini perlu direspons sedemikian rupa sehingga mereka memahami bahwa kami tidak akan terus bermain defensif,” jelasnya.
Baca juga: Hizbullah Bombardir Israel di Perbatasan dengan Rudal Burkan & Falaq, Ada Banyak Serangan
Ia menambahkan, reaksi AS akan memaksa Iran untuk "memahami bahwa ini adalah konflik yang akan terjadi di depan pintu mereka".
Joe Biden saat ini sedang mempertimbangkan sejumlah opsi pembalasan, termasuk serangan terhadap pangkalan dan komandan milisi sekutu Iran.
AS juga dapat menargetkan komandan senior Korps Garda Revolusi Islam Iran di Irak atau Suriah.
Ada kemungkinan juga bahwa AS akan menyerang di dalam perbatasan Iran, sebuah tindakan yang dianggap sebagai eskalasi tertinggi yang bisa dilakukan Joe Biden.