Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Senjata Untuk Ukraina Jatuh ke Tangan Kartel Narkoba Meksiko

Bantuan-bantuan militer yang disumbangkan oleh negara-negara Barat untuk Ukraina banyak yang tidak sampai ke tujuan.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Senjata Untuk Ukraina Jatuh ke Tangan Kartel Narkoba Meksiko
Telegram
Salah satu jenis senjata bantuan untuk Ukraina yang masuk pasar gelap 

TRIBUNNEWS.COM -- Bantuan-bantuan militer yang disumbangkan oleh negara-negara Barat untuk Ukraina banyak yang tidak sampai ke tujuan.

Senjata uang sejatinya dipakai untuk mengusir tentara Rusia yang terus menguasai wilayah Ukraina, justru jatuh ketangan pihak lain.

Seorang penegak hukum Ukraina mengatakan, senjata-senjata bantuan tersebut saat ini sudah ada yang dimiliki oleh kartel narkoba meksiko.

Baca juga: Warga Ukraina Kirim Bahan Peledak ke Rusia, Diselundupkan Pakai Aki Mobil

Sebagiannya lagi telah dikuasai oleh kelompok bersenjata di Timur Tengah.

"Senjata yang diberikan kepada angkatan bersenjata Ukraina telah ditemukan dalam kepemilikan kartel Meksiko dan Hamas (gerakan radikal Palestina)," katanya.

Pejabat yang tidak disebutkan namanya tersebut kepada TASS mengatakan, senjata tersebut dijual oleh orang-orang yang tak bertanggungjawab ke sindikat pedagang senjata ilegal dan kemudian dijual lagi di pasar gelap.

Karenanya, tingkat ketidakpercayaan negara-negara Barat terhadap Kiev meningkat secara signifikan setelah laporan mengenai senjata-senjata yang menyimpang tersebut mulai bermunculan.

Berita Rekomendasi

“Negara-negara Barat kini telah meningkatkan kontrol anti-korupsi terkait pasokan senjata,” tambahnya.

20 Persen Masuk Pasar Gelap

Pada artike sebelumnya, TASS memberikatakan sebanyak 20 persen senjata yang dikirim ke Ukraina berakhir di pasar gelap.

Saat itu Deputi Pertama Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky pada pertemuan Dewan Keamanan PBB mengatakan terjadinya penyelewengan terhadap penanganan senjata tersebut.

“Baru-baru ini dilaporkan bahwa 15 persen hingga 20% dari seluruh barang militer yang diterima Kiev berakhir di pasar abu-abu dan gelap dalam dua minggu ke depan,” katanya Oktober lalu.

Baca juga: Pasukan Garis Depan Temui Jalan Buntu, Ini yang Dilakukan Ukraina Hingga Terus Rugikan Rusia

Beberapa senjata yang dipasok ke Kiev muncul “di darknet, yang berarti tersedia bagi siapa saja yang menginginkannya.” Diplomat tersebut juga mengatakan berbagai media secara teratur menerbitkan banyak bukti tentang bagaimana senjata-senjata ini dijual.

Polyansky mengatakan senjata-senjata ini diekspor dari Ukraina dengan bantuan “organisasi perantara, beberapa di antaranya berbasis di Eropa” melalui Moldova dan Balkan.

Senjata-senjata tersebut berakhir di tangan “konsumen utama: kelompok teroris dan anti-pemerintah di Timur Tengah, Afrika Tengah dan wilayah lain di dunia,” katanya.

Pejabat itu menambahkan bahwa ada banyak bukti bahwa pejabat Ukraina “menjual bantuan kemanusiaan.”

Pejabat itu juga mengatakan AS berupaya memanfaatkan konflik di Ukraina, karena produsen senjata telah menaikkan harga untuk Kiev.

“Misalnya, minggu lalu Pentagon dan NATO mengatakan bahwa produsen senjata menaikkan harga peluru artileri 155 mm, yang saat ini paling banyak digunakan oleh Kiev, dari 2.000 menjadi 8.000 euro per unit. Dengan demikian, pendapatan produsen senjata AS meningkat sebesar 450 euro," dia berkata.

"Ini berarti bahwa satu suntikan sekarang merugikan Ukraina rata-rata sebanyak 20 penghasilan warga Ukraina per bulan, menurut statistik resmi." ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas