Peringatan Keras Hamas ke Israel soal Invasi di Rafah, Singgung Gagalnya Pertukaran Sandera
Hamas memperingatkan Israel soal invasi di Rafah dapat menggagalkan pertukaran sandera dan perundingan gencatan senjata.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Garudea Prabawati
Di utara Rafah pada hari Minggu, militer Israel mengatakan pasukannya melakukan "serangan yang ditargetkan" di sebelah barat Khan Younis, kota utama Gaza selatan.
Sementara Hamas melaporkan telah terjadinya baku tembak dan mengatakan serangan udara juga menghantam Rafah.
Dikutip dari Al Jazeera, mediator telah mengadakan perundingan baru di Kairo, Mesir untuk menghentikan sementara pertempuran.
Selain itu, pembebasan sandera sebanyak 132 orang yang menurut Israel masih di Gaza, juga menjadi pembicaraan dalam perundingan tersebut.
Baca juga: Israel-AS Berunding, Tolak Syarat Dasar Hamas soal Proposal Gencatan Senjata
Hamas menyandera sekitar 240 sandera pada 7 Oktober, menurut otoritas Israel.
Sementara lusinan orang dibebaskan selama gencatan senjata satu minggu di bulan November.
Sayap militer Hamas pada hari Minggu mengatakan dua sandera tewas dan delapan lainnya terluka parah dalam pemboman Israel dalam beberapa hari terakhir.
Netanyahu telah menghadapi seruan untuk mengadakan pemilihan umum lebih awal dan meningkatnya protes atas kegagalan pemerintahannya membawa pulang para sandera.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, serangan Israel telah menewaskan sedikitnya 28.176 orang, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Baca juga: Israel Klaim Hamas Bangun Terowongan di Bawah Markas UNRWA Gaza, Tuduh untuk Eksploitasi Bantuan PBB
Sementara serangan Hamas di Israel selatan mengakibatkan kematian sekitar 1.139 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan Al Jazeera berdasarkan angka resmi Israel.
Serangan Israel telah menyebabkan sebagian besar wilayah Gaza hancur dan membuat lebih dari 80 persen penduduknya mengungsi.
(Tribunnews.com/Whiesa)