AS Lancarkan Serangan Siber ke Kapal Perang Iran di Laut Merah, Cegah Oper Data Intelijen ke Houthi
Serangan siber Amerika Serikat dimaksudkan untuk menghambat kemampuan kapal Iran untuk berbagi intelijen dengan militan Houthi di Yaman.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AS Lancarkan Serangan Siber ke Kapal Perang Iran di Laut Merah, Cegah Transmisi Data Intelijen ke Houthi
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) baru-baru ini melakukan serangan siber terhadap kapal militer Iran di Laut Merah dan Teluk Aden.
Kapal perang Iran di perairan itu disebut-sebut telah mengumpulkan data intelijen terkait kapal-kapal kargo komersial yang melintas di jalur perairan.
NBC News, mengutip tiga pejabat AS, melaporkan pada Kamis (15/2/2024), kalau serangan siber itu terjadi seminggu lalu sebagai bagian dari respons pemerintah AS terhadap serangan pesawat tak berawak oleh milisi yang didukung Iran di Irak.
Serangan ke situs militer yang dikenal dengan nama Tower 22 itu menewaskan tiga anggota militer AS di Yordania akhir bulan lalu dan melukai puluhan lainnya.
Baca juga: Pangkalan Militer AS Kebobolan, Kenapa Markas Rahasia Tower 22 Tak Bisa Deteksi Drone Milisi Irak?
"Operasi tersebut dimaksudkan untuk menghambat kemampuan kapal (iran) untuk berbagi intelijen dengan militan Houthi di Yaman," tulis laporan NBC dilansir Jerussalem Post.
Kelompok Houthi yang dikabarkan merupakan proksi Iran, telah meluncurkan gelombang ledakan drone dan rudal ke kapal-kapal komersial di Laut Merah dan Teluk Aden dalam beberapa pekan terakhir.
Houthi mengklaim blokade Laut Merah itu menyasar hanya kapal-kapal berentitas Israel sebagai respons terhadap operasi militer Israel di Gaza dan solidaritas terhadap Palestina.
Baca juga: Houthi Yaman Ungkap Aksi Uni Emirat Arab Sabotase Blokade Laut Merah: Tembak Sembarang Kapal
Serangan-serangan tersebut telah memperlambat perdagangan antara Asia dan Eropa dan meningkatkan kekhawatiran akan kemacetan pasokan.
Militer AS membalasnya dengan serangan terhadap kelompok tersebut.
Presiden Joe Biden mengatakan pada Januari bahwa serangan terhadap sasaran Houthi akan terus berlanjut meskipun dia mengakui bahwa mereka mungkin tidak akan menghentikan serangan mereka.
Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih belum memberika komentar atas laporan NBC News ini.