Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kiev Salahkan Barat Lamban Kirim Senjata, Ukraina 'Babak Belur' Duluan

Ukraina bagian timur, lambat laun hilang dikuasai oleh musuh, sementara bantuan senjata ke Kiev belum juga diterima.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kiev Salahkan Barat Lamban Kirim Senjata, Ukraina 'Babak Belur' Duluan
Lockheed Martin
Sistem peluncur rudal HIMARS yang merupakan senjata bantuan AS belum bisa membendung serangan Rusia ke Ukraina 

Dia menambahkan bahwa Ukraina mempertahankan diri tanpa superioritas udara melawan musuh yang lebih besar, sehingga pengiriman senjata yang tepat waktu menjadi semakin penting.

“Sekutu seharusnya mengirimkan bantuan tepat waktu selama perang ini,” kata Umerov.
“Kami punya rencana. Kami sedang berupaya untuk melaksanakan rencana tersebut. Kami melakukan segala upaya yang mungkin namun kami kesulitan tanpa pasokan yang tepat waktu.”

Berbicara di forum yang sama pada hari Minggu, Zelensky merilis perkiraan jumlah korban di Ukraina untuk pertama kalinya sejak konflik dimulai, dan mengatakan 31.000 tentara telah terbunuh.

Angka tersebut hanyalah sebagian kecil dari perkiraan Rusia dan pihak ketiga mengenai jumlah korban tewas di medan perang di Kiev.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bulan lalu bahwa Ukraina telah kehilangan sekitar 400.000 tentara, termasuk 215.000 tentara pada tahun 2023 saja.

Para pejabat AS mengatakan kepada New York Times bahwa hingga Agustus lalu, sekitar 70.000 tentara Ukraina telah terbunuh.

Sementara itu, Ukrainska Pravda memberitakan Inggris mengakui negara Barat memang belum cukup mendukung Ukraina.

BERITA TERKAIT

Dalam sebuah wawancara yang dikutip media dari Kiev tersebut Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron mengatakan Barat belum banyak membantu Ukraina dalam peperangan melawan Rusia.

"Jawaban singkat, adalah tidak, kami belum melakukan cukup banyak hal," kata Cameron saat ditanya apakah sekutu Barat sudah banyak membantu Ukraina.

Pejabat Inggris ini juga mengatakan, negara Barat sangat mengesankan dan bersatu hanya dalam retorika saja.

Ia kemudiann mengatakan, saat invasi dimulai pada tahun 2022, negara-negara Barat hampir sepenuhnya bersatu.

Menurutnya saat itu ekspansi NATO dengan Swedia dan Finlandia bergabung. Lalu Jerman, yang secara tradisional bukan pemasok senjata, namun sudah mulai menyediakan senjata kepada Ukraina.

"Ada banyak perubahan positif. Tapi apakah kita sudah melakukan cukup banyak hal bersama-sama? Tidak. Ukraina tidak punya cukup amunisi. Ukraina membutuhkan dukungan AS. Ukraina membutuhkan lebih banyak pendanaan dan persenjataan," ujarnya.

Cameron juga menambahkan,"jadi kita harus setia pada apa yang kita katakan. Kita katakan kami mendukung Ukraina, dan kami percaya pada Ukraina. Maka kami harus membuktikannya melalui senjata, uang, dukungan diplomatik, militer, dan moral."

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas