Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Media AS: Lima Ribu Hamas Masih Aktif Underground dan On Ground di Gaza Utara, Terowongan Masih Utuh

The New York Times mengatakan setidaknya 5.000 pejuang Hamas masih berada di Jalur Gaza utara, baik di atas maupun di bawah tanah.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Media AS: Lima Ribu Hamas Masih Aktif Underground dan On Ground di Gaza Utara, Terowongan Masih Utuh
JACK GUEZ / AFP
Dalam gambar yang diambil selama tur media yang diselenggarakan oleh militer Israel pada 15 Desember 2023, tentara mengunjungi terowongan yang dilaporkan digunakan Hamas untuk menyerang Israel melalui penyeberangan perbatasan Erez pada 7 Oktober 2023. 

Media AS: Lima Ribu Hamas Masih Aktif Underground dan On Ground di Gaza Utara, Terowongan Masih Utuh

TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar Amerika Serikat (AS) The New York Times (TNYT) melaporkan kalau sebagian besar sebagian besar jaringan terowongan Hamas masih utuh di Jalur Gaza meski Israel sudah melepaskan bombardemen dahsyat selama lima bulan tanpa henti.

Laporan TNYT itu mengutip para pejabat AS yang mengatakan kalau Israel tidak akan mampu mencapai target mereka yaitu menghilangkan kemampuan militer Hamas di masa mendatang.

Baca juga: Gaza Selatan Meledak Lagi, Tank IDF Hangus, Tentara Israel Panggil Bala Bantuan di Gerbang Al-Zaytun

"Setidaknya 5.000 pejuang Hamas masih berada di Jalur Gaza utara, baik di atas maupun di bawah tanah. Dan gerakan Perlawanan tetap aktif di sana, mampu meluncurkan roket ke Israel dan menyerang pasukan infanteri Israel," tulis laporan surat kabar AS tersebut.

Aktifnya perlawanan dari kelompok-kelompok pembebasan Palestina ini sekali membuktikan kalau jaringan terowongan di bawah Gaza sebagian besar masih utuh dalam tidak bisa dihancurkan Israel.

Baca juga: Menyergap dari Reruntuhan Khan Yunis, Brigade Al-Qassam Tewaskan Tentara Infanteri Israel

Laporan tersebut menyoroti, ketidakjelasan dari perintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang menyebut tujuan utama perang adalah “menghancurkan Hamas”.

Hingga lebih dari lima bulan jalannya perang, para mantan pejabat maupun pejabat militer Israel saat ini, masih belum memahami dan menerjemahkan perintah tersebut.

Berita Rekomendasi

Hasilnya, lebih dari 29.000 warga Palestina terbunuh, lingkungan tinggal mereka rata dengan tanah, “keluarga-keluarga musnah, anak-anak menjadi yatim piatu, dan sekitar 1,7 juta orang terpaksa mengungsi.

Gedung Putih sebelumnya telah menyebutkan, meskipun target yang dapat dicapai” bagi Israel adalah “menghilangkan ancaman militer yang ditimbulkan oleh Hamas”, namun menghilangkan sepenuhnya kelompok tersebut mungkin tidak dapat dicapai.

Baca juga: Gedung Putih Akui Ideologi Hamas Tak Mungkin Dihilangkan, Masih Miliki Kemampuan Signifikan di Gaza

Gambar ini diambil saat tur media yang diselenggarakan oleh militer Israel pada tanggal 8 Februari 2024, memperlihatkan seorang tentara Israel di dalam terowongan yang diklaim oleh tentara. sebuah
Gambar ini diambil saat tur media yang diselenggarakan oleh militer Israel pada tanggal 8 Februari 2024, memperlihatkan seorang tentara Israel di dalam terowongan yang diklaim oleh tentara. sebuah "terowongan komando Hamas" di bawah kompleks Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) di Kota Gaza, di tengah berlanjutnya perang antara Israel dan kelompok militan Palestina. (JACK GUEZ / AFP)

Garis Komando IDF Total Chaos

Mayor Jenderal (Purn) Israel, Itzhak Brik, komando tentara IDF mengalami 'total chaos' atau kekacauan total dalam hal ketersediaan peralatan dan layanan logistik yang diperlukan untuk perang.

Anadolu melaporkan, Sabtu (24/2/2024), Itzhak Brik, mantan jenderal militer IDF, mengatakan kepada harian Israel Maariv tentang “kekacauan total di tentara Israel yang tidak dibicarakan di media.”

Baca juga: Dari Karpet, Kosmetik, Hingga Sepeda Motor: Tentara IDF Menjarah Rumah-Rumah di Gaza Secara Massal

Dia mengatakan, “Peralatan, logistik, makanan, dan segala sesuatu yang diperlukan untuk membuat kita mencapai kemajuan kita tidak berfungsi, karena tentara telah mempercayakan segalanya kepada perusahaan swasta.”

Kacaunya garis komando di IDF terkait peralatan dan logistik perang itu, kata dia, menjadi hambatan tersendiri bagi capaian IDF di Gaza.

“Tidak ada yang segera memperbaiki tank, puluhan tank tertahan di Jalur Gaza menunggu untuk ditarik,” tambahnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas