Intel Ukraina: Putin Sedang Persiapkan Operasi 'Maidan-3' Berbiaya Rp 23 Triliun, Jegal Zelensky
Pemilu Ukraina pada Mei 2024 mendatang terancam ditunda akibat terjadinya perang. Pada saat itulah legitimasinya dipertanyakan.
Penulis: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Menjelang pemilihan presiden Ukraina yang bila digelar secara normal akan dilakukan pada Mei 2024, posisi Pesiden Volodymyr Zelensky terus digoyang.
Salah satu pihak yang tidak menginginkan Zelensky tetap menjabat presiden adalah pihak luar, yaitu Rusia.
Bahkan Zelensky mengatakan bahwa musuh bebuyutannya, Presiden Rusia Vladimir Putin, saat ini tengah mempersiapkan operasi khusus untuk menggulingkannya.
Baca juga: Stabilkan Harga Bensin, Rusia Larang Ekspor BBM selama 6 Bulan, Berlaku Mulai 1 Maret 2024
Operasi khusus yang disebut 'Maidan-3' bertujuan mempertanyakan legitimasi presiden Ukraina saat masa jabatannya berakhir pada 20 Mei 2024.
Pemilu Ukraina pada Mei 2024 mendatang terancam ditunda akibat terjadinya perang. Pada saat itulah legitimasinya dipertanyakan.
Komite Intelijen di bawah Presiden Ukraina seperti dikutip dari Strana mengumumkan, kampanye Maidan-3 diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Maret-Mei 2024.
Dalam operasi tersebut, intelijen Ukraina mengatakan, pihak Kremlin akan menyebarkan kepanikan dan keputusasaan di kalangan warga Ukraina, menyebabkan permusuhan Kiev dengan sekutunya, serta mengganggu pengiriman dan mobilisasi senjata.
“Menurut rencana musuh, pada paruh pertama bulan Juni situasi di negara kita akan dirusak dan kemudian, dengan mengambil keuntungan dari ini, Ukraina akan mengalami kekalahan militer di timur, ini adalah ide utama dari operasi mereka,” kata pesan intelijen yang diterima oleh Strana.
Pendukung Zelensky juga menyebutkan bahwa di Ukraina masih ada faksi yang mendukung Rusia yaitu para pendukung mantan Presiden Petro Poroshenko. Mereka itu disebut sebagai agen-agen Rusia.
Baca juga: Presiden Zelensky Temui Putra Mahkota Arab Saudi Minta Rusia Tinggalkan Ukraina
Namun demikian, Poroshenko sendiri saat menjabat sebagai presiden menyebut para pengkritiknya sebagai “agen Kremlin”, dan pada tahun 2016 ahli strategi politiknya bahkan mengumumkan rencana “Shatun” yang diduga dikembangkan di Moskow untuk mengacaukan situasi di Ukraina, demikian diungkapkan intelijen Zelensky.
Ngomong-ngomong, pada musim gugur, Zelensky mengklaim bahwa Federasi Rusia memiliki rencana untuk mengorganisir Maidan di Ukraina dan mencopotnya dari jabatannya.
Sementara media Ukraina lainnya, Fakty, mengungkapkan bahwa untuk menjalankan operasi 'Maidan-3', badan khusus Rusia telah menghabiskan dana sebesar 1,5 miliar dolar AS atau lebih dari Rp 23 triliun.
Fakty mengungkap lebih rinci lagi bahwa operasi tersebut akan digelar beberapa minggu mendatang.
"Musuh akan melakukan segala upaya untuk menyebarkan narasi yang merusak keamanan global dan upaya untuk memicu konflik – baik di Ukraina maupun di belahan dunia lain di mana ada dukungan efektif untuk Ukraina, warga Ukraina diperingatkan," tulis sumber intelijen.