IDF Sebut Gaza Sebagai Tempat Uji Coba Robot Militer Israel untuk Hindari Cedera Tentara
IDF menyebut Jalur Gaza sebagai tempat uji coba mereka untuk menggunakan robot militer. Sebagian besar merupakan robot berbentuk anjing.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Bobby Wiratama
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyebut Jalur Gaza merupakan tempat uji coba robot militer yang dimiliki Israel.
Robot militer ini, kata IDF, digunakan untuk menghindari cedera pada tentara dan anjing.
Sebagian besar pengujian dilakukan dengan menggunakan "robot anjing" yang dilengkapi dengan drone dan dapat menggantikan atau memperkuat anjing Unit Oketz dalam situasi tertentu.
Selain robot anjing, buldoser D9 dengan kendali jarak jauh juga digunakan IDF di Gaza.
Bukan hal baru bagi IDF menggunakan robot dan kendaraan tak berawak, terutama oleh unit elit dan Unit Yahalom yang beroperasi di terowongan milik Hamas.
Dikutip dari Haaretz, para pejabat Israel mengkonfirmasi bahwa telah terjadi lompatan dalam penggunaan dan kecanggihan robot di medan perang.
Contoh yang menonjol adalah pengadaan unit Vision 60, robot berjalan berbentuk anjing yang dibuat oleh Ghost Robotics yang berbasis di Philadelphia, Amerika Serikat.
Empat unit pertama memasuki dinas militer selama perang, dibiayai oleh pendonor.
Robot lain, yang disebut Rooster, dipasang di bagian belakang robot anjing, menciptakan semacam robot darat dan drone, yang dikembangkan bersama oleh startup Israel, Robotican.
Kegunaan utama robot ini adalah untuk pengawasan awal terhadap gedung, ruang terbuka, dan terowongan untuk memverifikasi bahwa tidak ada IED atau musuh di dalamnya, tanpa membahayakan tentara dan anjing Unit Oketz.
Anjing robot telah memakan "korban" hingga saat ini, beberapa di antaranya rusak atau hancur.
Baca juga: Pejabat Militer Israel Membelot, Pilih Lakukan Resign Massal Ketimbang Berperang di Gaza
Anjing robot memiliki beberapa keunggulan dibandingkan anjing sungguhan, seperti kamera yang mencakup banyak sensor dan platform pembuatan video yang lebih stabil dibandingkan dengan kamera yang dibawa oleh anjing sungguhan.
Menurut laporan di The Wall Street Journal pada bulan Desember, Israel telah mulai menggunakan robot di terowongan Hamas, sebagian karena tanahnya penuh dengan sampah dan rintangan yang menghambat kemajuan robot lain yang digunakan oleh IDF.
Kritik Keras Kamala Harris ke Israel
Wakil Presiden AS, Kamala Harris melontarkan kritikan keras terhadap Israel atas serangan ke warga Palestina yang tengah mengantre bantuan makanan pada Kamis lalu.
Harris secara tegas menekan Israel untuk berbuat lebih banyak guna meningkatkan pengiriman bantuan ke Gaza, di mana katanya orang-orang yang tidak bersalah menderita "bencana kemanusiaan".
"Mengingat besarnya skala penderitaan di Gaza, gencatan senjata harus segera dilakukan," kata Harris, dikutip dari Reuters.
Tak hanya Israel, Kamala Harris juga menekan Hamas untuk menyetujui kesepakatan gencatan senjata yang telah disodorkan.
Baca juga: Israel Gencarkan Serangan di Khan Yunis, IDF Masuk Lebih Jauh ke Dalam Kota, Penduduk Terjebak
"Ada kesepakatan yang perlu didiskusikan, dan seperti yang telah kami katakan, Hamas perlu menyetujui kesepakatan itu. Mari kita lakukan gencatan senjata," tegas Harris.
"Rakyat di Gaza kelaparan. Kondisinya tidak manusiawi dan rasa kemanusiaan kita memaksa kita untuk bertindak. Pemerintah Israel harus berbuat lebih banyak untuk meningkatkan aliran bantuan secara signifikan. Tidak ada alasan," lanjutnya.
Pada hari Minggu, delegasi Hamas telah tiba di Kairo untuk putaran terakhir perundingan gencatan senjata, yang dianggap oleh banyak orang sebagai rintangan terakhir untuk gencatan senjata, namun tidak jelas apakah ada kemajuan yang dicapai.
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa Israel memboikot perundingan tersebut setelah Hamas menolak permintaannya untuk membuat daftar lengkap nama sandera yang masih hidup.
Washington bersikeras bahwa kesepakatan gencatan senjata sudah dekat dan berupaya untuk menerapkan gencatan senjata pada awal Ramadhan.
Baca juga: 15 Anak Meninggal karena Kelaparan dan Kehausan Ekstrem Buatan Israel di Rumah Sakit Kamal Adwan
Seorang pejabat AS pada hari Sabtu mengatakan Israel telah menyetujui kerangka kesepakatan.
Kesepakatan ini akan menghasilkan perpanjangan gencatan senjata pertama dalam perang tersebut, yang sejauh ini telah berlangsung selama lima bulan dan hanya jeda selama seminggu pada bulan November.
Puluhan sandera yang ditahan oleh militan Hamas akan dibebaskan dengan imbalan ratusan tahanan Palestina.
Salah satu sumber yang mengetahui tentang perundingan tersebut mengatakan pada hari Sabtu bahwa Israel dapat menjauh dari Kairo kecuali Hamas terlebih dahulu memberikan daftar lengkap sandera yang masih hidup.
Sumber Palestina mengatakan kepada Reuters bahwa Hamas sejauh ini menolak permintaan tersebut.
Dalam perundingan sebelumnya, Hamas berusaha menghindari pembahasan mengenai kesejahteraan masing-masing sandera sampai syarat pembebasan mereka ditetapkan.
Dalam langkah diplomatik lainnya, anggota kabinet perang Israel Benny Gantz akan bertemu Harris di Gedung Putih pada hari Senin dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken di Washington pada hari Selasa.
Utusan AS, Amos Hochstein akan mengunjungi Beirut pada hari Senin untuk melakukan upaya meredakan konflik di perbatasan Lebanon-Israel.
(Tribunnews.com/Whiesa)