Pilunya Ramadhan di Gaza, Warga Tak Punya Makanan untuk Disantap Saat Buka Puasa dan Sahur
Berdasar hasil pemantauan hilal di kompleks Masjid Al-Aqsa, pemerintah Palestina resmi menetapkan 1 Ramadhan 1445 Hijriah jatuh pada hari Senin.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Tak hanya itu pasca Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan blokade pasokan listrik, bahan bakar, dan bahan pangan, kini ratusan anak dan balita terancam mengalami stunting dan gizi buruk akibat tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.
Situasi yang memprihatinkan ini juga membuat sejumlah bayi di rumah sakit di Gaza utara tewas karena dehidrasi dan kekurangan gizi, kata Kementerian Kesehatan di wilayah Palestina yang terkepung.
“Enam bayi meninggal di Rumah Sakit Kamal Adwan dan Kompleks Medis Al Shifa di Jalur Gaza utara, empat bayi meninggal di Rumah Sakit Kamal Adwan sementara tujuh bayi lainnya masih dalam kondisi kritis akibat kekurangan gizi dan akibat malnutrisi parah,” ujar juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra
Untuk mencegah bertambahnya korban jiwa akibat krisis pangan, para pengungsi kini mulai putar otak mencari bahan pangan pengganti demi bisa bertahan hidup.
Baca juga: Tanpa Penerangan, Warga Gaza Gelar Salat Tarawih di Sekitar Reruntuhan Masjid
Seperti Marwan al-Awadeya dan keluarganya asal Gaza Utara yang terpaksa memakan batang kaktus jenis pir berduri untuk mengusir rasa lapar, di tengah ancaman krisis pangan.
Untuk mengobati rasa lapar, para warga Gaza Selatan juga ikut putar otak mengubah pakan biji burung sebagai tepung untuk membuat roti.
Baca juga: Hamas Masih Buka Negosiasi Gencatan Senjata di Gaza selama Ramadhan
Cara ini dilakukan usai warga Gaza Utara tak mampu membeli tepung yang kini menjadi benda paling langka di Gaza. Dimana harga satu kantong tepung dijual jadi 200 dolar AS atau sekitar Rp 3,12 juta,
Meski sejumlah negara telah menghujani kota Gaza dengan beberapa paket bantuan, bila blokade terus dilakukan Israel maka hal tersebut akan membuat setengah juta warga Palestina akan menjadi mangsa kematian.
Mereka akan dilanda kelaparan dan kehausan akut setelah mereka hampir tidak menerima bantuan sama sekali selama berminggu-minggu.