4 Tugas Presiden Palestina ke Mohammad Mustafa yang Ditunjuk Jadi PM Palestina
Mahmoud Abbas menunjuk Mohammad Mustafa sebagai PM Palestina menggantikan Mohammad Shtayyeh.
Penulis: Nuryanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
PM Israel Benjamin Netanyahu telah mengesampingkan peran PA di Gaza, dan pemerintahannya menentang pembentukan negara Palestina.
Sebagai informasi, Mohammad Mustafa lahir di kota Tulkarem di Tepi Barat pada 1954.
Mustafa memperoleh gelar doktor di bidang administrasi bisnis dan ekonomi dari Universitas George Washington.
Dia pernah memegang posisi senior di Bank Dunia dan sebelumnya menjabat sebagai wakil perdana menteri dan menteri perekonomian.
Mustafa saat ini menjabat sebagai ketua Dana Investasi Palestina.
Adapun Otoritas Palestina didirikan pada tahun 1990-an melalui perjanjian perdamaian sementara dan diharapkan dapat menjadi batu loncatan menuju pembentukan negara.
Namun, perundingan perdamaian berulang kali gagal, yang terbaru adalah kembalinya Netanyahu ke tampuk kekuasaan pada tahun 2009.
Hamas merebut kekuasaan di Gaza dari pasukan yang setia kepada Abbas pada tahun 2007, membatasi kewenangannya yang terbatas pada pusat-pusat populasi besar yang mencakup sekitar 40 persen wilayah Barat yang diduduki Israel.
Baca juga: Suku-Suku di Gaza Tolak Jadi Antek Israel, Hamas Justru Ditikam Bos Intelijen Otoritas Palestina?
Abbas sangat tidak populer di kalangan warga Palestina, banyak dari mereka memandang Otoritas Palestina hanya sebagai subkontraktor pendudukan, karena mereka bekerja sama dengan Israel dalam masalah keamanan.
Mandatnya berakhir pada tahun 2009, namun Abbas menolak mengadakan pemilu, dan menyalahkan pembatasan yang dilakukan Israel.
Hamas menang telak dalam pemilihan parlemen terakhir, pada 2006.
Di sisi lain, Israel merebut Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur dalam perang Timur Tengah tahun 1967.
Palestina ingin ketiga wilayah tersebut membentuk negara masa depan mereka.
Israel mencaplok Yerusalem timur dalam sebuah tindakan yang tidak diakui secara internasional dan menganggap seluruh kota – termasuk tempat-tempat suci utama yang disucikan bagi orang Yahudi, Kristen, dan Muslim – sebagai ibu kotanya yang tidak terbagi.
Israel telah membangun sejumlah permukiman di Tepi Barat, tempat lebih dari 500.000 pemukim Yahudi tinggal berdekatan dengan sekitar 3 juta warga Palestina.
(Tribunnews.com/Nuryanti)