Berniat Serang Rafah, Israel Malah Diklaim Sudah Keok di Gaza, Hizbullah: Gagal Capai Tujuannya
Hizbullah menyebut militer Israel sudah kelelahan di semua front pertempuran dan gagal mencapai tujuannya.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Garudea Prabawati
Kata dia, penyaluran bantuan kemanusiaan dengan cara dijatuhkan dari udara dalah suatu “kemunafikan” dan “kedunguan Amerika”.
“Yang diperlukan dari pemerintah AS ialah menghentikan agresi di Gaza,” kata dia menekankan.
Mengenai upaya perundingan, Nasrallah menyebut Hamas bernegosiasi atas kepentingan semua faksi perlawanan.
“Hamas berunding bukan dari posisi yang lemah, tetapi memaksakan syarat (kepada Israel).”
Adapun Hizbullah dan Israel mulai saling menyerang sehari setelah perang di Gaza meletus tanggal 7 Oktober 2024.
Dilaporkan bahwa konflik Israel-Hizbullah menewaskan 242 anggota Hizbullah, 49 warga sipil Lebanon, 11 anggota Gerakan Amal, 12 anggota Hamas, 12 anggota Jihad Islam, 6 warga sipil Israel, dan 11 warga sipil Israel.
Adapun serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 31.000 warga Palestina.
Israel berniat serang Rafah
Baca juga: Bandel dan Keras Kepala, Netanyahu Ngotot Akan Serang Rafah untuk Rampungkan Pekerjaan di Gaza
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras akan melancarkan serangan Kota Rafah di Jalur Gaza.
Padahal, sudah ada banyak desakan dari masyarakat dunia agar Netanyahu mengurungkan niatnya lantaran sudah banyak warga sipil Palestina yang jadi korban tewas.
Netanyahu juga kembali menegaskan bahwa desakan dari masyarakat dunia dan kritik yang diarahkan kepada Israel tak akan menghentikan negara Zionis itu.
Dia mengklaim keberlangsungan negara Israel sedang dipertaruhkan. Selain itu, menurutnya “kemenangan total” sudah dekat.
Adapun Rafah adalah kota besar di Gaza selatan dan berada di dekat perbatasan Gaza-Mesir.
Rafah saat ini menjadi tempat berlindung sekitar 1,5 juta warga Palestina yang kini mengungsi.
Kota tersebut penuh sesak oleh warga Palestina setelah Pasukan Pertahanan Israel meminta mereka untuk mengevakuasi diri dari Gaza utara.