Terbongkar Tujuan Israel Serbu Lagi RS Al-Shifa dan Bunuh Brigadir Jenderal Fayeq Al-Mabhouh
Pembunuhan Brigadir Jenderal Fayeq Al-Mabhouh dijelaskan terkait niat Israel membentuk satuan pengamanan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pembunuhan Brigadir Jenderal Fayeq Al-Mabhouh dijelaskan terkait niat Israel membentuk satuan pengamanan pengiriman bantuan kemanusiaan.
Dalih ini diciptakan Israel atas serentetan kejadian setelah insiden berdarah 'Flour Massacre' yang mereka ciptakan sendiri setelah menembaki langsung para warga Palestina yang sedang menunggu bantuan sehingga menimbulkan kekacauan setiap bantuan datang.
Al-Dali menyatakan kalau tugas pengamanan bantuan kemanusiaan itu sejatinya sudah dilakukan pasukan polisi Palestina.
"Al-Mabhouh ada di depan mereka, berkontribusi pada pencapaian bantuan kemanusiaan bagi masyarakat Gaza, khususnya di utara, dan menegaskan keberhasilan mereka dengan bantuan klan lokal dan komite populer, serta penolakan kerja sama dengan pendudukan Israel oleh rakyat Palestina," tulis ulasan tersebut.
Al-Dali mencatat bahwa kerja sama seluruh komunitas Palestina di Gaza menggagalkan rencana Israel yang bertujuan untuk memicu kekacauan dan menggambarkan gambaran palsu tentang disorganisasi dalam pengiriman bantuan untuk membenarkan proyek kolonialnya, baik melalui intervensi atau pemaksaan Amerika Serikat dari otoritas baru.
Israel Tidak Memperoleh Apa Pun dari Serangan ke RS Al-Shifa
Mengenai serangan terhadap Rumah Sakit Al-Shifa, al-Dali mengatakan Israel mengklaim bahwa para pemimpin Perlawanan tinggal di kompleks medis tersebut.
"Mengingat pertama kali pasukan pendudukan Israel menyerbu rumah tersebut dengan kedok yang sama yang menyesatkan opini publik Israel dan global. Namun, IDF meninggalkan Al-Shifa tanpa bukti keberadaan personel Perlawanan atau terowongan, setelah menghancurkan seluruh fasilitas rumah sakit," katanya.
Al-Dali kemudian menegaskan kalau serangan ke RS Al-Shifa menunjukkan kekacauan pasukan militer pendudukan dan sifat pergerakan lapangan yang berubah-ubah.
Israel, menurut Al-Dali, sedang mencoba untuk memaksakan kemenangan khayalan, namun secara konsisten gagal mencapai kemenangan apa pun, menandakan hilangnya harapan dalam kemenangan signifikan meskipun perang telah memasuki bulan keenam.
Respons Hamas Atas Pembunuhan Al-Mabhouh
Hamas menyatakan, pembunuhan terhadap Brigadir Jenderal Fayeq Al-Mabhouh merupakan bukti lain kejahatan perang Israel.
"Dilindungi oleh hukum humaniter internasional, pembunuhan terhadap Al-Mabhouh merupakan bukti lebih lanjut dari upaya musuh Nazi dalam menghasut kekacauan, memberikan dampak buruk terhadap keamanan masyarakat di Jalur Gaza, dan memperpanjang kondisi kelaparan yang diderita rakyat kami, sesuai dengan peraturan pengungsian dan rencana genosida yang telah mereka rencanakan terhadap kita," kata pernyataan Hamas.
Hamas, bagaimanapun, menegaskan bahwa rakyat Palestina dan pasukan keamanan mereka terus menyerang rencana Israel.
"Dan mencegah mereka menyebarkan kekacauan dan disorganisasi dalam masyarakat kita yang tangguh," kata Hamas.
(oln/almydn/*)