Hasil Survei: Mayoritas Warga Palestina Tetap Dukung Hamas dan Ingin Mahmud Abbas Mundur
Jajak pendapat tersebut mengungkapkan bahwa Haniyeh akan memperoleh 70% jika ia mencalonkan diri melawan Abbas, yang akan memperoleh 22% suara.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Hasil Survei: Mayoritas Warga Palestina Dukung Hamas dan Ingin Mahmud Abbas Mundur
TRIBUNNEWS.COM - Jajak pendapat yang dilakukan oleh Pusat Studi Survei Palestina menunjukkan kalau 71 persen responden puas pada keputusan Hamas melancarkan serangan 7 Oktober (Operasi Banjir Al-Aqsa) ke Israel.
Menurut jajak pendapat tersebut, dilansir Khaberni, 70 persen responden juga menyatakan puas pada Gerakan Hamas, berbanding 27 persen responden yang puas pada Gerakan Fatah.
"Jajak pendapat juga menunjukkan kalau 61 persen responden puas pada (pemimpin Hamas) Yaya Sinwar dan 14 persen puas pada (Presiden Palsetina) Mahmud Abbas.
Baca juga: Dokumen Intelijen Militer Israel: Kehancuran Gaza Tak Bikin Rakyat Palestina Berhenti Dukung Hamas
Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan kalau 84 persen responden menginginkan Abbas mengundurkan diri, dan 65 persen responden percaya bahwa kekuasaan merupakan beban bagi rakyat.
Di sisi lain, jajak pendapat tersebut mengungkapkan siapa calon potensial yang akan menjadi sosok presiden berikutnya bagi Palestina
"Jejak Pendapat tersebut menungungkapkan kalau (pimpinan sayap politik Hamas) Ismail Haniyeh akan memperoleh 70 persen jika ia mencalonkan diri melawan Abbas, yang hanya akan memperoleh 22 persen suara.
"Responden menunjukkan bahwa 73 persen menolak rencana Amerika-Arab untuk mereformasi pemerintahan dan kembali ke perundingan," kata laporan tersebut.
Baca juga: Poros Persatuan Perlawanan Terbentuk, Houthi-Hamas-PIJ-FPLP Gelar Rapat Bahas Invasi Israel ke Rafah
Hamas-PIJ Kecam Penunjukan Perdana Menteri
Penunjukan Mohammad Mustafa sebagai Perdana Menteri (PM) Palestina oleh Presiden Palestina, Mahmud Abbas, berujung pengecaman.
Seperti diketahui, ditunjuknya Mohammad Mustafa lantaran PM Palestina sebelumnya, Mohammad Shtayyeh mengundurkan diri.
Adapun pengecaman itu dilakukan oleh Hamas, Jihad Islam, Popular Front for the Liberation of Palestine, dan National Initiative pada Jumat (15/3/2024).
Dikutip dari Anadolu Agency, empat kelompok perlawanan Palestina itu mempertanyakan alasan Abbas menunjuk Mohammad Mustafa menjadi PM Palestina yang baru.
Selain itu, mereka turut mempertanyakan kelayakan dan menyayangkan bahwa penunjukan PM baru berasal dari 'lingkungan politik yang sama'.
Hamas hingga National Initiative menilai penunjukan Mustafa akan memperdalam perpecahan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.