Istri Netanyahu Disebut Ngeluh, Sandera Israel yang Telah Dibebaskan dari Gaza Tak Ucap Terima Kasih
Sara Netanyahu ngeluh, lantaran sandera Israel yang dibebaskan dari Gaza tak ucapkan terimakasih.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Istri Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, Sara Netanyahu disebut mengeluh lantaran sandera Israel yang dibebaskan dari Gaza tak mengucapkan terima kasih.
“Apakah kamu melihat berapa banyak orang (sandera Israel) yang diculik yang kami bawa kembali? Mereka bahkan tidak berterima kasih kepada kami,” kata Sara Netanyahu, mengutip Palestine Chronicle.
Keluhan Sara Netanyahu, ini sontak memicu kemarahan di antara para tawanan Israel yang dipulangkan dari Gaza.
Di mana diketahui dipulangkannya tawanana Israel dari Gaza ini menyusul kesepakatan pertukaran tahanan dengan gerakan Perlawanan Palestina, Hamas.
Menurut laporan yang diterbitkan oleh Saluran 12 Israel, istri perdana menteri mengeluh dalam percakapan pribadi dengan seorang anggota parlemen Israel.
Dalam laporan itu disebutkan bahwa dia dan suaminya belum diberi ucapan terima kasih karena merasa telah mengembalikan beberapa warga Israel yang ditangkap.
Setelah laporan tersebut dipublikasikan, beberapa tawanan Israel yang dibebaskan menggunakan media sosial mereka untuk mengungkapkan kemarahan mereka.
Menurut The Times of Israel, Liam Orr yang berusia 18 tahun, yang ditangkap di Gaza dan dikembalikan sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran, menulis di Instagram:
“Maaf, saya ditangkap.”
Yigil Yaakov, yang juga kembali dari Gaza sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran, dilaporkan menanggapi postingan tersebut dengan mengatakan:
“Saya minta maaf saya diculik, lain kali saya akan membiayai liburan di Gaza.”
Baca juga: Krisis Obat dan Makanan, Seorang Sandera Israel Tewas di Jalur Gaza
Dibantah Pihak Netanyahu
Pihak dari Benjamin Netanyahu membantah bahwa istri perdana menteri, yang berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan dengan keluarga tawanan Israel di Gaza, telah melontarkan komentar seperti itu.
Kantor tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa laporan tersebut berisi kebohongan dan rekayasa yang tidak masuk akal, lapor Times of Israel.
Sementara itu diberitakan sebelumnya kerabat warga Israel yang saat ini ditahan di Gaza telah melakukan banyak protes menuntut kesepakatan pertukaran tahanan dengan Hamas.
Para pengunjuk rasa menyalahkan perdana menteri atas kegagalan keamanan yang berujung pada operasi militer Hamas pada 7 Oktober, serta atas penanganannya terhadap perang di Gaza.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)