Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tak Dianggap, Menteri Israel Pilih Mengundurkan Diri dari Pemerintahan Netanyahu

Seorang menteri veteran Israel Gideon Saar mengatakan ia telah mengundurkan diri pada Senin (25/3/2024).

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Sri Juliati
zoom-in Tak Dianggap, Menteri Israel Pilih Mengundurkan Diri dari Pemerintahan Netanyahu
Twitter
Seorang menteri veteran Israel, Gideon Saar yang bergabung dengan pemerintahan persatuan darurat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengundurkan diri pada Senin (25/3/2024). 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang menteri veteran Israel, Gideon Saar yang bergabung dengan pemerintahan persatuan darurat Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengundurkan diri pada Senin (25/3/2024).

Saar bergabung dengan pemerintah persatuan bersama dengan beberapa anggota oposisi lainnya untuk membantu mengendalikan perang terhadap Hamas di Gaza, dikutip dari Al Arabiya.

Sayangnya, ia merasa tidak dianggap dalam peperangan di Gaza saat pemerintahan Netanyahu ini.

“Saya percaya dan masih percaya bahwa (tujuan kami) ambisius namun dapat dicapai, tetapi di bawah Netanyahu, kemajuan militer melambat, sehingga memperpanjang kampanye,” kata Saar, dikutip dari The Palestinian Information Center.

Oleh karena itu, ia memutuskan untuk mengundurkan diri.

"Tetapi saya tidak dapat memikul tanggung jawab selama saya tidak mempunyai kemungkinan praktis untuk mempengaruhi arah kebijakan. Saya hanya tidak melihat ada gunanya lagi. Kami tidak datang ke pemerintahan untuk menghangatkan kursi. Kami datang ke pemerintah yang kami lawan untuk membantu rakyat Israel dalam masa sulit," jelasnya.

Mengutip dari Al-Monitor, Saar mengatakan bahwa dia meminta Netanyahu dua minggu lalu untuk memasukkannya tidak hanya dalam kabinet keamanan yang lebih luas tetapi juga dalam kabinet perang, bersama tokoh oposisi Benny Gantz, Gadi Eisenkot dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.

Berita Rekomendasi

Meskipun kepergian Saar diperkirakan tidak akan menyebabkan runtuhnya pemerintahan koalisi Netanyahu, yang masih memiliki mayoritas 64 dari 120 kursi di Knesset, gejolak politik tersebut dapat menguatkan suara-suara sayap kanan di dalam pemerintahan yang mengeluhkan keputusan-keputusan penting dalam perang tidak dilaksanakan.

Dengan meninggalkan pemerintahan, Saar diperkirakan akan meningkatkan kritiknya terhadap kabinet perang.

Tidak hanya itu, Saar juga akan menjadi pihak oposisi yang dapat mendorong menteri sayap kanan yang sudah tidak puas dengan kabinet tersebut untuk melontarkan kritik mereka juga.

Sebelumnya, Saar pernah menjadi saingan Netanyahu di partai sayap kanan Likuid.

Kemudian Saar bergabung dengan blok yang lebih berhaluan tengah yang dipimpin oleh mantan panglima militer Benny Gantz.

Baca juga: AS Abstain dalam Voting Gencatan Senjata, Hubungan Biden dan Netanyahu Dinilai Alami Keretakan

Kemudian keduanya memasuki pemerintahan darurat.

Gantz menjadi anggota forum kecil, bertugas di kabinet perang pembuat keputusan.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas